Pada masa kejayaan Khilafah Abbasiah di Baghdad, ada seorang penyalin Al-Qur’an terkenal bernama Ibnu Bawwab (w. 413 H). Namanya lebih dikenal sebagai ‘dewa’ kaligrafi Islam gaya naskhi dibanding sebagai penyalin Al-Qur’an. Padahal, berdasar sumber sejarah, Ibnu Bawwab menulis 64 mushaf. Jumlah ini lebih banyak dari kaligrafer pendahulunya, Ibnu Muqlah yang hanya menyalin dua mushaf. meskipun begitu, masih kalah jauh dari para panyalin mushaf generasi selanjutnya dan penyalin dinasti mamluk (Mesir) yang berhasil menyalin mushaf hingga ratusan salinan mushaf.

Pemindahan Arsip

Pemindahan arsip merupakan proses pemindahan arsip inaktif ke unit kearsipan (Perka ANRI nomor 37 tahun 2016). Dalam penyimpanannya, arsip inaktif harus dipisahkan dari arsip aktif. Arsip aktif adalah arsip yang masih sering digunakan dalam aktivitas organisasi, dan digunakan secara terus menerus. Sebaliknya, arsip inaktif merupakan arsip yang telah menurun frekuensi penggunaannya. Pemisahan tempat penyimpanan kedua jenis arsip tersebut bertujuan agar arsip aktif yang masih diperlukan dalam aktivitas pekerjaan mudah ditemukan jika dibutuhkan. Sedangkan arsip yang sudah jarang dipakai dapat diselamatkan ke unit kearsipan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi.

Dalam diskursus rasm usmani ada wacana bahwa sebaiknya penulisan rasm di dunia Islam mengacu pada mushaf yang disusun oleh ulama rasm dengan kaidah rasm usmani. pertanyataannya apakah para ulama itu memiliki karya mushaf Al-Qur’an? Ada nama Imam Abu ‘Amr ad-Dāni dan Abu Dawud Sulaiman bin Najāḥ, sayang keduanya tidak tidak mewariskan mushaf. Boleh jadi keduanya memiliki mushaf, hanya tidak sampai kepada kita.  

Perpustakaan Munich, pada katalognya tercantum mushaf yang disebutkan disalin oleh Abu Amr Usmān bin Sa’īd bin Usmān (w. 444) dengan khat Magrib dan Kufi. Namun kolofon naskahnya menerangkan bahwa mushaf tersebut ditulis tahun 533 H atau 1138-1139 M dan penulisnya adalah Muhammad bin Zakariya al-Qursyī. Padahal, jika ditemukan mushaf ad-Dāni maka akan menjawab banyak persoalan besar dalam bidang kajian mushaf. Seperti diketahui ad-Dani sendiri menulis buku tentang rasm (al-Muqni’), tanda baca (naqṭ), ‘addul ay (bilangan ayat) dan al-waqfu wa al-Ibtida’.

PENDAHULUAN

Dunia berkembang dengan sangat cepat. Aliran informasi menjadi bagian tidak terpisahkan kehidupan manusia. Informasi merupakan hal yang mendominasi sekaligus menjadi sumber daya yang strategis (Mulyadi, 2018) dalam kehidupan sehari-hari. Informasi yang penting dan berguna menjadi kebutuhan, dan digunakan baik untuk kepentingan individu maupun kelompok. Informasi berperan penting dalam pemenuhan fungsi manajemen birokrasi  dan proses kerja administrasi yang berkembang sangat dinamis (Fathurrahman, 2018). Informasi tersebut dapat diperoleh melalui arsip (Mustika dkk, 2018).
Arsip memiliki keterkaitan yang erat dengan perjalanan dan perkembangan suatu organisasi atau lembaga. Arsip merupakan sebuah rekam jejak dari perkembangan dan perjalanan setiap entitas manusia, baik perseorangan maupun yang tergabung dalam lembaga, pemerintahan, atau organisasi. Proses penyelenggaraan kegiatan dari masing-masing lembaga, pemerintahan, serta organisasi tersebut akan menghasilkan sebuah arsip. Arsip tersebutlah yang nantinya menjadi sebuah catatan atau rekaman informasi, kumpulan ingatan, data, serta dokumen yang bernilai guna dan dapat dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat (Ulwan dan Hermintoyo, 2017).

Mushaf kelima koleksi Museum Negeri NTB. Manuskrip Al-Qur’an ini tercatat dengan Nomor Registrasi 07. 1066. Kertas yang digunakan adalah kertas Eropa. Kondisi manuskrip ini nampak tidak terawat baik dan  sudah tidak  utuh lagi. Pada bagian pinggir, dan beberapa halaman di dalamnya sudah rusak. Terdapat sampul di bagian depan, sementara jilidnya menggunakan benang. Mushaf ini berukuran  25 x 18 cm, dengan tebal 7 cm, sedangkan ukuran bidang teksnya 19 x 13 cm, dan setiap halaman pada mushaf ini terdiri dari 15 baris. Beberapa penandaan yang bisa dijumpai adalah tanda tsulus. Tinta yang digunakan hitam untuk teks utama mushaf, dan merah untuk tanda bacaan jaiz mufassil serta untuk nama identitas surah di setiap awal surah.

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved