KH Sa‘id Isma‘il bin KH Muhammad Isma‘il lahir di Mekah tahun 1891 dan wafat di Sampang, Madura, tahun 1954. Kedua orang tuanya berasal dari Madura, namun telah menjadi peduduk negeri Arab. Menurut silsilah keluarga, ayahnya merupakan keturunan ke-8 dari Sunan Bonang, keturunan ke-10 dari Sunan Ampel, dan keturunan ke-31 dari Rasulullah. Sedangkan ibunya adalah keturunan ke-15 dari Sunan Giri, dan keturunan ke-24 dari Rasulullah. Pada usia 10 tahun KH Sa‘id Isma‘il telah hafal Al-Qur'an yang dipelajarinya di Masjidil Haram. KH Sa‘id Isma‘il belajar baca-tulis Al-Qur'an kepada ayahnya, dan salah satu guru tahfiznya adalah Syekh ‘Abd Hamid Mirdad dari Mesir. Selain kepada ayahnya, ia pun belajar Al-Qur'an kepada buyutnya, KH Muhammad Muqri. Ilmu-ilmu lainnya mulai ia pelajari setelah menamatkan hafalan Al-Qur'an.
Pada usia 15 tahun KH Sa‘id Isma‘il kembali ke tanah leluhurnya, Sampang, untuk mengabdi kepada masyarakat. Pada tahun 1917 KH Sa‘id Isma‘il merintis pendirian Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur'an di Sampang, Madura, bernama “Bustanul Huffaz”. Setelah wafat (1954), nama pesantren menjadi “Pondok Pesantren Bustanul Huffaz as-Saidiyah”.
Jika ditelusuri, KH Sa‘id Isma‘il merupakan generasi ke-34 dalam sanad tahfiz yang bersambung kepada Rasulullah. Sanad tersebut adalah KH Muhammad Sa‘id bin Isma‘il dari Syekh ‘Abdul-Hamid Isma‘il, dari Abdur Rasul al-Muqri, dari Ahmad ‘Abdul Khair Mirdadi, dari Waliduhu Ahmad Abu al-Khair, dari al-‘Allamah as-Sayyid ‘Abdullah Kujk, dari al-Fahhamah Abu Muhammad Irtada al-‘Umri as-Safawi, dari ‘Umar ‘Abdur-Rasul, dari as-Sayyid ‘Abdurrahman al-Ahdal, dari al-‘Allamah al-Muqri Muhammad Salih Mirdad, dari ‘Ali bin al-Basyir biqalbihi al-Hanafi, dari ‘Ali bin Sulaiman ad-Damtuhi, dari Mansur bin ‘Ali, dari al-‘Allamah Sultan al-Mizahi, dari Saifuddin ad-Darir, dari Syahazah al-Yumna, dari Nasir ad-Din at-Tablawi, dari al-Imam Zakariya al-Ansari, dari Abu Na‘im al-‘Uqba, dari Abu al-Khair Muhammad al-Jazari, dari Abu ‘Abbas Ahmad bin ‘Abdullah al-Husain bin Sulaiman bin Qararah, dari ‘Abdullah al-Husain bin Sulaiman, dari Abu Muhammad bin Qasim bin Ahmad bin Murafiq, dari Muhammad bin Ayyub al-Faqafi al-Andalusi, dari Abu al-Husain ‘Ali bin Muhammad bin Huzail, dari Abu Dawud Sulaiman, dari Abu ‘Umar wa ‘Uaman bin Sa‘id ad-Dani, dari Tahir bin ‘Ulyan al-Muqri, dari ‘Ali bin Abi al-Hasan al-Hasyimi, dari Abul-‘Abbas Ahmad Sahl al-Asynani, dari ‘Ali bin Muhammad ‘Ubaid bin Sabah, dari Hafs bin Sulaiman, dari ‘Asim bin Abi Najud, dari Abu ‘Abdurrahman, dari Rasulullah saw.
Pondok Pesantren Bustanul Huffaz as-Saidiyah asuhan KH Sa‘id Isma‘il telah meluluskan para alumni yang kemudian menjadi pendiri beberapa pesantren tahfiz, antara lain al-Habib Husain bin Syaikh al-Habsyi al-Hafiz (pendiri PP Tarbiatul Akhlak, Probolonggo), al-Habib Hamid bin Syaikh al-Habsyi al-Hafiz (pendiri PP Nurul Qur'an, Kraksaan, Probolinggo), KH Murad al-Hafiz (pendiri PP Darul Furqon, Sampang, Madura), KH Abdullah Salim, (pendiri PP Tahfizul Qur'an, Kajen, Pati, Jawa Tengah), KH Maduqi Fadli (pengasuh PP Assamadiyah, Bunreh, Bangkalan, Madura), KH Masduqi al-Hafiz (pendiri PP Tahfizul Qur'an, Jombang), KH Hasan Askari al-Hafiz (pengasuh PP Mangli, Magelang, Jawa Tengah), KH Khalil Zaini al-Hafizh (pendiri dan pengasuh PP Ussyaiqil Qur’an, Pulau Mandangil, Sampang, Madura), KH Hasyim Syafi’i al-Hafiz (pendiri dan pengasuh PP Miftahul Ulum II Plered, Bantul, Yogyakarta), dan R.P.H. Mohammad Nur (mantan Gubenur dan sesepuh masyarakat Jawa Timur).
(Harits Fadlly – Diringkas dari buku Para Penjaga Al-Qur'an, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, 2011)