Mushaf ini memiliki nama ‘Kanjeng Kiai Al-Qur’an’. Nama “kanjeng kiai” lazim diberikan untuk tiap benda pusaka milik Kraton. Mushaf ini ditulis oleh seorang pegawai Kraton Surakarta bernama Ki Atma Parwita dalam waktu dua setengah bulan pada tahun 1724 (Jawa) atau bertepatan dengan 1212 H dan 1797 M. Pada kolofon mushaf ini tertulis:
“Kagungan dalem Qur’an ingkang nerat Abdi Dalem Ki Atma Perwita Hurdenas Sepuh. Kala wiwit anerat ing dinten Arba’ wanci pukul setengah sewelas tanggal ping selikur ing wulan Rabiul Akhir ing tahun jim awal angkaning warsa 1724. Kala sampun aneratipun ing dinten salasa wanci pukul setengah sanga tanggal ping nem ing wulan Ramdhon ing Surakarta Adiningrat hadza baladi Jawa”.
Mushaf Al-Qur’an ini awalnya milik Kanjeng Gusti Raden Ayu Sekar Kedhaton, putri Sultan Hamengkubuwana II (1772-1828). Diajarkan oleh gurunya, Haji Mahmud kepadanya. Pemilik naskah ini adalah istri dari RT Notodiningrat, anak pangeran Notokusumo.
Mushaf ini berukuran 40 x 28 cm dengan ketebalan 11cm. Ukuran teks 32 x 20 cm. Terdapat 15 baris tulisan tiap halaman. Kondisi utuh, lengkap 30 juz, 575 halaman, termasuk halaman kolofon. Sampulnya berbahan kulit dengan hiasan sederhana.
Khat yang digunakan adalah Naskhi. Jenis rasmnya campuran antara rasm usmani dan imla’i. Menggunakan tinta hitam (untuk huruf) dan merah (untuk harakat panjang). Tanda ayat menggunakan lingkatan kuning, tanpa nomor ayat. Pada ayat terakhir yang berbatasan dengan juz, ditandai dengan lima lingkaran. Setiap awal surah ditandai dengan kotak yang di dalamnya tertulis nama surah, jumlah ayat, dan tempat diturunkannya. Ditulis dengan huruf Arab dengan teknik pilinan.
Mushaf ini bisa dikatakan penuh hiasan. Setiap halaman terdapat hiasan dengan komposisi warna merah, emas, biru, hitam, pink, dan hijau muda. Motif hias pada halaman biasa berupa sulur bunga, motif saton, serta garis tegas yang membingkai teks dengan warna emas dan merah. Pada halaman awal juz lebih banyak lagi hiasan, berupa tiga buah setengah lingkaran, masing-masing terletak di bagian tengah atas, bawah dan samping halaman (Gambar bawah). Pada hiasan setengah lingkaran samping ditulis ‘juz’ dengan tinta emas.
Iluminasi lebih ‘mewah’ terdapat pada awal mushaf (Surah al-Fatihah dan al-Baqarah), tengah mushaf (Surah al-Kahf), dan akhir mushaf (Surah al-Falaq dan an-Nas). Pada halaman khusus ini hanya diisi 5-7 baris tulisan. Pada awal dan tengah mushaf menggunakan hiasan berupa silangan garis-garis tegas yang membentuk motif kotak-kotak dan segitiga. Warna yang digunakan adalah hijau, emas, merah, dan biru muda. Adapun motif hias yang digunakan hampir sama dengan hiasan yang ada pada setiap awal juz.