Mushaf kedua koleksi Museum Negeri NTB. Manuskrip Al-Qur’an ini memiliki Nomor Registrasi 07. 365. Tidak terdapat kolofon pada mushaf ini, sehingga tidak ada informasi yang menjelaskan tentang asal-usul naskah, pemilik dan penyalin, serta tahun penyalinannya. Mushaf ini ditulis di atas kertas Eropa menggunakan tinta hitam untuk teks ayat dan tinta merah untuk penandaan ayat. Mushaf ini sudah tidak utuh lagi, karena surah al-Fatihah dan lima ayat awal Surah al-Baqarah pada bagian depan sudah tidak ada. Halaman dimulai dengan ayat 5 Surah al-Baqarah. Namun yang patut disayangkan, penyusunan halaman yang ada, justru menempatkan halaman awal ini pada bagian halaman ketiga, sedangkan halaman pertama diletakkan surah al-Baqarah ayat 246. Pada bagian akhir, tertulis surah an-Nasr, namun dengan penyusunan halaman yang juga terbalik dan nyaris tidak terlihat lagi karena tertutup dengan kertas tissue ‘pelindung’.
Secara fisik, mushaf ini memiliki sampul di bagian depan, tetapi pada bagian dalamnya sudah tidak utuh lagi, karena terdapat sejumlah bagian halaman yang hilang. Namun demikian, mushaf ini nampak terawat baik, karena setiap kertas dilapisi dengan kertas tissue pelapis yang berfungsi melindungi kertas dari potensi kerusakan. Naskah Al-Qur’an ini berukuran 33 x 20 cm, tebal 8 cm, dengan ukuran bidang teks 24 x 12 cm; mushaf ini terdiri dari 15 baris pada masing-masing halamannya.
Tulisan pada mushaf ini sebagian besar menggunakan kaidah imla’i. Selain belum ada penomoran ayat, mushaf ini juga tidak mencantumkan tanda-tanda waqaf seperti beberapa mushaf koleksi Museum Negeri NTB lainnya. Tidak berbeda dengan mushaf pertama, tulisan atau khat pada mushaf ini terlihat kuranf rapi sehingga bisa diduga, bahwa mushaf ini juga ditulis oleh masyarakat biasa, atau santri yang menyalin semata untuk dibaca. Hal menarik yang bisa dicermati pada mushaf ini adalah, bahwa manuskrip ini sudah menggunakan ayat pojok. Mushaf pojok atau sudut adalah sebutan setiap mushaf Al-Qur’an yang pada setiap sudut/pojok lembarannya berupa akhir sebuah ayat tertentu, dan dilanjutkan dengan ayat selanjutnya pada sudut atas lembaran berikutnya. Dengan demikian ini, terdapat sejumlah perbedaan mendasar anatara mushaf ini dengan mushaf koleksi Musuem Negeri NTB sebelumnya. (Must)