Mushaf keempat koleksi Museum Negeri NTB. Manuskrip Al-Qur’an ini terdaftar dengan Nomor Registrasi 7170. Mushaf ini sudah tidak utuh, meskipun terdapat sampul penutup di bagian depan dan belakangnya. Pada bagian awal mushaf masih dijumpai surah Al-Fatihah dan awal Al-Baqarah, namun pada bagian akhir yang tercantum adalah surah Al-Insan, juz 29. Ukurannya 22 x 15 cm, dengan tebal 6 cm; adapaun ukuran bidang teksnya 15 x 10.5 cm. Manuskrip Al-Qur’an ini ditulis menggunakan kertas dluwang. Tinta yang dipakai untuk teks utama hitam, dan merah untuk beberapa penandaan sepert tanda ayat, symbol-simbol waqaf, dan penandaan bacaan tajwid. Setiap halaman mushaf ini terdiri dari 13 baris.
Berbeda dengan beberapa mushaf sebelumnya, tulisan pada mushaf kuno ini terlihat lebih rapih dan indah sehingga mudah dibaca. Kelebihan lain pada mushaf ini adalah, penandaan bacaan yang lebih lengkap yang ditandai dengan tinta merah. Selain digunakan untuk tanda ayat, tinta merah juga digunakan untuk bacaan mad, khususnya mad jaiz munfasil, karena untuk mad wajib muttasil menggunakan tinta hitam. Lainnya, tinta merah digunakan untuk tanda waqaf yang ditulis dengan huruf ta (yang berarti tam, sempurna) dan kaf (yang berarti kafi, cukup). Tinta merah juga digunakan untuk penandaan bacaan tajwid seperti izhar, ikhfa dan idgam; izhar ditandai dengan huruf nun, ikhfa dengan kepala kha, dan idgam dengan huruf ghain. Karena itu, dilihat dari tanda-tanda baca yang digunakan, mushaf ini terlihat lebih lengkap ketimbang mushaf koleksi museum Negeri NTB lainnya.
Yang tidak kalah menarik, pada ujung halaman mushaf ini terlihat bekas-bekas warna kotor kecoklatan di hampir setiap halamannya. Tanda ini menunjukan, bahwa mushaf ini memang sering dibaca, dan bukan sekadar ditulis atau untuk sekadar hadiah. (Must)