Mengenal Kitab ‘Aqilah Atrab Karya as-Syatibi (w. 590 H)

Karya ini ditulis oleh Abu Muhammad Qāsim bin Firruh bin Abi al-Qasim Khalaf bin Ahmad al-Ru’aini al-Syaṭibī (w. 590 H/1194 M), berbeda dengan nazam at-Tabyin, nazam al-Muqni ini masih terlacak dan dapat ditemukan versi cetaknya. Karya ini pertama kali di cetak atas hasil penelitian ‘Ali Muḥammad al-Ḍabba‘ yang disusun dalam bentuk kompilasi dengan disiplin ilmu lain mulai dari qira’at, tajwid, rasm, dan hitungan ayat yang diberi judul, Itḥāf al-Bararat bi al-Mutūn al-Ashrat, dicetak di Mesir oleh Maṭba‘ah Musṭafā al-Babī al-Ḥalabī wa Aulāduh pada tahun 1935. (ad-Ḍabba‘, 1935: 317-342). Dalam bentuk cetakan tunggal juga sudah di-taḥqīq oleh Aimān Rushdī Suwaid, ‘Aqī­lat Atrāb al-Qaṣā'id fī Asnā al-Maqāṣid dan dicetak perdana di Jeddah oleh Dār Nūr al-Makta­bāt pada 2001 M/1422 H.

Menurut al-Margani at-Tunisi, jika al-Balansi menambahakan sekitar 12 tempat dari at-Tabyin. As-Syatibi menambahkan 6 tempat pada karya al-Muqni. Secara lebih mendetail al-Kharraz menyebutkannya pada bait ke 159, 282, 322, 343, 371 dan 389 dalam nazam Maurid.

 Berikut ini adalah tambahan materi rasm ‘Aqilah atas al-Muqni;

وفي العقيلة علي الاطلاق *فليس لفظ باتفاق

Bait ini menjelaskan tentang membuang alif pada kata يضاعف .  Setelah ain dan dhad menurut riwayat Abu Dawud. Sementara para qurra berbeda pedapat tentang hal itu. Dalam kitab  ‘Aqilah, alif sepakat dibuang. Menurut al-Maragani ini merupakan tambahan ‘Aqilah atas kitab  Muqni.

وجاء في يحيي اطلاق لدي * عقيلة ولابن حرب وردا

Bait ini menjelaskan tentang penulisan 2 ya’ mutatharrifah (berada di ujung kata). Terdapat khilaf, manakah yang di buang. Apakah yang pertama atau yang kedua?. Dalam ‘Aqilah dijelaskan yang dibuang adalah ya’ yang pertama.

وفي ينبؤا في العقيلة الف * وليس قبل الواو فيهن الف

Bait ini menjelaskan tentang tidak komentarnya ad-Dani dalam kata yunabba’  kecuali hanya penyebutan dengan waw dan alif setelahnya. Sebagian pensyarah ‘Aqilah mentarjih menuliskannya dengan alif atas dasar qiyas. Sementara as-Syaikhani berpendapat sebaliknya dan tidak menerima qiyas dan menuliskannya dengan hamzah.

وجاء ايضا لالي جيء معا * لد ي العقيلة ......

Bait ini menjelaskan terkait 7 lafal (apakah mendapatkan tambahan alif atau tidak. Dua diantaranya ila dan jia. Yang menurut ‘Aqilah juga ditambahkan alif di dalamnya.

وفي العقيلة اتي سقياها * ولم بجئ بالياء في سواها

Bait ini menjelaskan tentang penulisan suqyaha. Apakah apakah ditulis dengan alif atau ya’. Dalam ‘Aqilah, as-Syatibi menjelaskan tetap ditulis dengan ya’.

ولم يجئ لفظ القوي في مقنع * ومن عقيلة وتنزيل وعي

Bait ini menjelaskan tentang penulisan alif sebagai ganti waw tetap ditulis dengan alif. Sementara syuyuh an-Naql menyatakannya harus dituliskan dengan ya’ khusus pada 7 kalimat. Dalam hal ini ad-Dani juga tidak komentar. Tapi as-Syatibi memiliki pendapat dan mengharuskannya menuliskan dengan ya’. Demikian, semoga bermanfaat. [znl]

 

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved