Mengenal Mushaf Al-Qur`an Kemenag dengan Hamisy Qalun

Sebagai upaya memasyarakatkan ragam qira`at Al-Qur`an di Indonesia, Kementerian Agama RI melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an menerbitkan mushaf Al-Qur`an qira`at dalam bentuk mushaf riwayat Hafs dari Imam Ashim yang diberi catatan pinggir (hamisy) riwayat Qalun dengan thariq Syathibiyyah. Mushaf yang diterbitkan tahun 2021 ini merupakan mushaf qiraat pertama yang diterbitkan Kemenag sebagai upaya pemerintah untuk melestarikan dan mengenalkan ragam qiraat selain riwayat Hafs dari Imam Ashim yang merupakan satu dari  tujuh imam qiraat yang mutawatir. Enam imam qiraat lainnya antara lain: Imam Nafi` Al-Madani, Abdullah Ibnu Katsir Al-Makky, Abu Amr Al-Basri, Abdullah ibn Amir Asy-Syami, Hamzah Al-Kufi, dan Ali Al-Kisai Al-Kufi.   

Pemilihan ini dibuat karena Qalun merupakan rawi pertama dari Imam Nafi yang merupakan imam pertama dalam urutan tujuh imam qiraat dengan thariq Syatbibiyyah. Dalam urutan sanad, Isa Bin Mina (Qalun) mengambil qiraah dari Imam Nafi` bin Abdirrahman bin Abi Nuaim. Imam Nafi` berguru kepada 70 tabi`in antara lain: Abi Jakfar Yazid bin Qa`qa`, Abdurrahman bin Hurmuz, Syaibah Bin Nashah, Muslim bin Jundab dan Yazid bin Ruman. Keseluruhan tabi`in ini mengambil qiraah dari sahabat Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin `Ayyasy bin Abi Rabi`ah Al-Makhzumi. Ketiga sahabat ini talaqqi kepada sahabat Ubay bin Ka`b yang talaqqi kepada Rasulullah saw.

Agar lebih mudah dikenali, pada sampul depan mushaf ini sudah diberi keterangan dalam bahasa Arab yaitu اَلْقُرْانَ الْكَرِيْمِ بِرِوَايةِ حَفص عَنْ عَاصِم وَبِهَامِشِه رِوَايَة قَالُون عن نَافع المدني. Juga ditulis dalam bahasa Indonesia pada sampul belakangnya dengan huruf kapital: MUSHAF AL-QUR`AN RIWAYAT HAFS DARI IMAM ASHIM DISERTAI CATATAN PINGGIR RIWAYAT QALUN DARI IMAM NAFI` THARIQ SYATHIBIYYAH.

Selain hamisy riwayat Qalun, mushaf  ini juga dilengkapi dengan ta`rif mushaf baik Hafs maupun Qalun, biografi singkat imam Qalun, kaidah ushul riwayatnya, penjelasan penggunaan tanda baca khusus riwayat Qalun dan kitab rujukan yang digunakan dalam penulisan hamisy. Di bawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa hal terkait mushaf ini :

  1. Metode penulisan hamisy antara lain:
  • Jika ada kalimat yang berbeda bacaan antara riwayat Hafsh dan riwayat Qalun, maka pada kata tersebut diberi warna merah sebagai penanda adanya perbedaan bacaan. Selanjutnya di pinggir halaman, kata tersebut ditulis lagi dengan merubah tanda bacanya sesuai riwayat Qalun disertai dengan keterangan berbahasa Arab sebagai penjelasan bagaimana cara membaca kata tersebut. Contoh pada surah Al-Fatihah ayat ke empat pada kata ملك dengan panjang dua harakat pada mimnya diberi warna merah karena ada perbedaan bacaan dengan riwayat Qalun yang membaca pendek satu harakat. Contoh lain seperti pada surah Al-Ikhlas  ayat ke empat pada kata كُفُوًا diberi warna merah karena berbeda dengan riwayat Qalun yang membaca dengan hamzah pada wawunya. Kata tersebut kemudian ditulis di pinggir halaman  menjadi كُفُؤًا dengan keterangan بإبدال الواو همزة. 
  • Metode ini berlaku untuk keseluruhan kata yang berbeda antara riwayat Hafs dan riwayat Qalun yang berjumlah sekitar 1.496 kata dalam Al-Qur`an. Dengan perincian pada juz 1 terdapat 39 kata, juz 2 terdapat 42 kata, juz 3 terdapat 61 kata, juz 4 terdapat 37 kata, juz 5 terdapat 28 kata, juz 6 terdapat 32 kata, juz 7 terdapat 63 kata, juz 8 terdapat 42 kata, juz 9 terdapat 40 kata, juz 10 terdapat 28 kata, juz 11 terdapat 42 kata, juz 12 terdapat 76 kata, juz 13 terdapat 59 kata, juz 14 terdapat 41 kata, juz 15 terdapat 65 kata, juz 16 terdapat 71 kata, juz 17 terdapat 40 kata, Juz 18 terdapat 44 kata, juz 19 terdapat 75 kata, juz 20 terdapat 57 kata, juz 21 terdapat 59 kata, juz 22 terdapat 62 kata, juz 23 terdapat 56 kata, juz 24 terdapat 33 kata, juz 25 terdapat 59 kata, juz 26 terdapat 43 kata, juz 27 terdapat 53 kata, juz 28 terdapat 40 kata, juz 29 terdapat 65 kata, dan juz 30 terdapat 44 kata. Catatan khusus untuk kaidah mim jamak dan mad jaiz hanya ditulis sekali yaitu pada surah Al-Fatihah ayat tujuh dan awal surah Al-Baqarah ayat empat. Sedangkan kaidah lainnya ditulis kembali pada hamisynya jika ada di halaman lainnya. 
  • Jika pada satu kata terdapat dua ragam bacaan, maka kedua bacaan tersebut dituliskan keterangan وَجْهَانِ dengan mendahulukan bacaan yang lebih utama. Seperti pada bacaan mim jamak yang mempunyai dua bacaan (wajah) yaitu sukun mim jamak dan shilah mim jamak. Juga pada mad Jaiz munfashil yang boleh dibaca dua harakat atau empat harakat. Contoh lain pada kata التورىة yang bisa dibaca fathah dan imalah
  • Jika dalam satu halaman ada dua kata yang sama maka kedua kata tersebut diberi warna merah dan di hamisy cukup ditulis satu kata saja dengan keterangan فى الموضعين. Demikian juga jika berjumlah tiga atau lebih cukup ditulis satu kata dengan keterangan في جميع المواضع.

 Penggunaan tanda baca

Ada beberapa tanda baca yang berbeda dengan riwayat Hafs antara lain pada bacaan taqlil, imalah, ibdalul hamzah, isymam dan ikhtilas antara lain :

  • Bacaan imalah ditandai dengan jajaran genjang (◇).
  • Bacaan taqlil ditandai dengan bulat kosong dibawah huruf (○).
  • Bacaan tashil dilambangkan dengan bulat penuh (●) yang terletak dibawah huruf alif, wawu dan ya` atau berdiri sendiri.
  • Bacaan ibdalul hamzah dengan huruf yang sesuai dengan harakat sebelumnya berupa bulat penuh (●) diatas alif dengan fathah atau kasrah.
  • Bacaan Isymam ditandai dengan bulat penuh (●) di atas huruf. 
  1. Kitab rujukan

Karena penulisan hamisy riwayat Qalun ini menggunakan thariq Syatibiyyah maka kitab rujukan utama adalah kitab Hirzul Amaniy Wawajhuttahani fi Sab`il-Qira’at yang dikarang oleh Imam Al-Qasim bin Firuh bin Khalaf asy-Syathibi beserta kitab syarah dan kitab lainnya yang terkait antara lain:

  • Kitab at-Taisir fil-Qiraat As-Sab` yang disusun oleh imam Abu Amr Usman bin Sa`id bin Usman Addani.
  • Kitab al-Wafi fi Syarh asy-Syathibiyyah & kitab al-Budurz Zahirah yang disusun oleh Syaikh Abdul Fattah Abdul Ghaniy Al-Qadli.
  • Kitab Faidlul-Barakat fi Sab`il-Qiraat oleh KH. Arwani Amin Kudus.
  • Kitab Manba`ul-Barakat fi Sab`il-Qiraat yang disusun oleh Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad & Dr. Romlah Widayati.
  • Kitab al-Jisrul Ma’mun Ila Riwyati Qalun min Thariq Asy-Syathibiyyah Taufiq Ibrahim Dlamrah.
  • Kitab ath-Thariq Ma’mun ila Ushuli Riwyati Qalun min Thariq asy-Syathibiyyah, Syaikh Abdul Fattah Assayyid al-Ajmi al-Marshofi.

Demikian uraian singkat terkait mushaf Al-Qur`an dengan hamisy Qalun yang diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an Kementerian Agama. Semoga mushaf ini bisa bermanfaat untuk umat Islam serta kedepannya akan diikuti dengan penerbitan mushaf riwayat lainnya. Amin Ya Rabbal Alamin. [ANQ]

 

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved