Mushaf Cetak Litograf Masjid Syekh Muhammad Syaid Bonjol

Mushaf cetakan batu (litografi) ini terdapat di Masjid Syekh Muhammad Syaid Padang Baru, Nagari Ganggo Hilia, Kec. Bonjol, Kab. Pasaman, Sumatera Barat. Tidak diperoleh data mengenai asal usul mushaf ini, apakah hasil cetak dari Palembang, Singapura, atau daerah lainnya. Bagian kolofon yang biasa terdapat di bagian belakang naskah sudah tidak ditemukan. Diperkirakan mushaf ini dicetak sekitar pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Kurun waktu ini adalah masa di mana pencetakan Al-Qur’an menggunakan teknologi litograf atau cetak batu sedang berkembang di Nusantara, terutama di Palembang dan Kampoeng Gelam, Singapura. Di samping itu, tradisi penyalinan menggunakan goresan tangan masih tetap berlanjut. Kedua teknologi penyalinan Al-Qur’an ini mulai berakhir di awal abad ke-20 dengan masuknya teknologi mesin cetak modern ke Nusantara, di antaranya di Bukittinggi (Sumatra Barat), Cirebon (Jawa Barat), dan Surabaya (Jawa Timur).

Mushaf ini masih lengkap tiga puluh juz dari Surah al-Fātiḥah/1 sampai an-Nās/114. Setelah Surah an-Nās/114 terdapat doa khatm Al-Qur'an dan panduan ilmu tajwid.  Ukuran mushaf ini adalah 31 x 20,5 x 6 cm dengan bidang teks 21,5 x 12,5 cm. Setiap halamannya berisi 15 baris kecuali yang beriluminasi berisi 7 baris. Jumlah halamannya adalah 610 untuk teks Al-Qur'an dan doa khatm Al-Qur'an ditambah 15 halaman untuk panduan ilmu tajwid. Di setiap halamannya juga terdapat nomor halaman sebagai tanda urutan mushaf. Dua hal yang membedakan naskah ini dengan naskah lainnya dalam penelitian ini adalah naskah ini disalin menggunakan rasn ‘usmāniy dengan format ayat pojok, di mana setiap akhir halamannya merupakan akhir ayat.

Kertas yang digunakan dalam menyalin Al-Qur'an ini adalah kertas Eropa dengan watermark-nya singa memegang pedang di dalam lingkaran bermahkota bertuliskan “CONCORDIA RESPARVAE CRESCUNT” dengan countermark VDL. Tinta yang digunakan berwarna hitam kecuali tanda ayatnya menggunakan bulatan berwarna kuning dengan garis pinggir hitam. Tinta merah digunakan pada kata walyata­laṭṭaf di tengah halaman 296 (rekto) dan waṣbir nafsaka di tengah halaman 297 (verso) sebagai tanda niṣf (pertengah­an) Al-Qur'an. Kedua kata itu terdapat dalam Surah al-Kahf/ 18 ayat 19 dan 28.

Di bagian awal (Surah al-Fātiḥah/1 dan awal al-Baqarah/2) serta akhir (Surah al-Falaq/113 dan an-Nās/114) terdapat iluminasi yang sama bentuknya. Perbedaannya hanya pada penggunaan susunan warna bingkainya. Pada iluminasi awal, mulai dari yang tengah ke luar berurutan warna yang digunakan adalah merah, biru, dan merah, maka pada iluminasi akhir susunannya adalah biru, hijau, dan merah dengan urutan yang sama. Motif iluminasinya menggunakan bunga dan daun bersulur. [JS]

 

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved