'Mushaf La Lino' diperkirakan disalin pada sekitar tahun 1820. Ukuran 35 x 22 cm, bidang teks 15 x 12,5 cm, 15 baris tulisan per halaman. Kertas buatan Inggris dengan cap John Hayes 1815. Mushaf ditulis dengan tinta hitam, sedangkan tinta merah digunakan untuk menulis kepala surah, tanda hiasan, tanda rukuk, dan tanda tajwid. Tinta emas digunakan untuk menghias halaman iluminasi, medalion di pias halaman, dan kaligrafi kepala surah. Mushaf ini telah dilaminasi dan dijilid ulang dengan kulit karton merah. Lengkap 30 juz; teks berpola ‘ayat pojok’. Kondisi naskah cukup rapuh, karena sebagian kertas rusak dimakan tinta yang mengandung zat besi.
Iluminasi yang dikerjakan dengan detail yang sangat bagus terdapat di awal, tengah, dan akhir mushaf. Iluminasi tengah mushaf terdapat di Surah al-Isra’/17. Medalion di pias luar halaman menghiasi tanda juz’, niṣf, niṣf-ḥizb, rubu‘, ṡumun dan maqra’. Kaligrafi teks Al-Qur’an ditulis oleh penyalin terlatih dengan gaya naskhi yang cukup indah. Kepala surah ditulis dengan kaligrafi floral yang khas. Di bagian akhir mushaf terdapat lima halaman doa khatam Qur’an. Melihat ciri iluminasi, kaligrafi dan tataletaknya, mushaf seperti ini banyak disalin di Kesultanan Terengganu – Malaysia sebelah utara sekarang.
Naskah ini merupakan Mushaf Kesultanan Bima yang sejak dahulu secara turun-temurun digunakan oleh putra-putri Sultan untuk belajar mengaji. Pojok bawah sebelah kanan dan kiri halaman yang kotor merupakan bukti bahwa mushaf ini dahulu sering digunakan. Mushaf ini merupakan sumbangan Ibu Hj. Maryam Shalahuddin, putri Sultan Bima terakhir, Sultan Muhammad Shalahuddin (1889-1951), untuk koleksi Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI), diserahkan pada 1997. [aa]