Taman Mini Indonesia Indah tak pernah sepi dari pengunjung. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara senantiasa terlihat hilir mudik di berbagai wahana permainan, anjungan, dan juga museum-museum di TMII, tak terkecuali Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI). Pada musim liburan sekolah sekitar bulan Juni-Juli atau Desember-Januari, biasanya pengunjung BQMI secara individu maupun rombongan mengalami lonjakan signifikan. Meski demikian, bukan berarti BQMI sepi pengunjung di luar musim liburan tersebut. Terbukti, sejak awal masuk sekolah akhir Januari lalu hingga saat ini, pengunjung dari kalangan siswa sekolah justru mulai banyak datang dalam rangka study tour.
Jika melihat data pengunjung bulan Februari, diperoleh total jumlah pengunjung 13.111. Jumlah ini lebih besar dibandingkan bulan Januari sebelumnya, yaitu 8.432. Jumlah tersebut meliputi pengunjung perorangan kategori dewasa dan anak masing-masing 610 dan 100, serta pengunjung rombongan kategori dewasa dan anak masing-masing 5.778 dan 6.623. Jika ditotal berdasarkan kategori dewasa dan anak-anak, maka akan diperoleh masing-masing 6.388 (48,7%) dan 6.723 (51,3%).
Pengunjung rombongan berjumlah 24 rombongan yang didominasi oleh siswa sekolah dari berbagai tingkatan dan daerah, antara lain SMPN I Cempala, Subang Jawa Barat (654 orang); MTs Miftahul Umam, Pondok Labu Jakarta Selatan (359 orang); SDN Karawaci Tangerang (308 orang); SDIT Amalia, Cibinong Bogor (281 orang); SDN Kutabaru I Tangerang (258 orang); SMPN Sukamanah, Tasikmalaya (250 orang); MTs Gunung Putri Bogor (MTs Al-Manshuriyah, Cipondoh Tangerang (210 orang); MTs Cempaka Putih, Jakarta Pusat (208 orang); SMA N 1 Karang Nunggal, Tasikmalaya Jawa Barat (200 orang); MTs N Cijeungjing, Ciamis Jawa Barat (173 orang); MIN I Malang, Jawa Timur (145 orang); SD Global Insani, Bekasi (120 orang); Universitas Islam Jakarta (80 orang); MAN Babakan Tegal (65 orang); UNJ Rawamangun (30 orang); serta rombongan dari Planning Commission, Ministry of Planning Bangladesh sejumlah 12 orang yang sedang melakukan studi banding di Indonesia.
Sementara itu, kunjungan perorangan juga memperlihatkan minat dari berbagai lembaga, di antaranya, Mohammed Maimun dan Fathy dari Yayasan Restu Shah Alam, Selangor, Malaysia; Dick van der Meij dan Jonathan Zilberg, dosen UIN Jakarta, yang melakukan kajian manuskrip; peserta Pendidikan Kader Mufassir (PKM) dari Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Ciputat Tangerang Selatan, Banten; Lembaga Kursus dan Pelatihan membaca Al-Qur’an ‘TARQI’ Bandung, Jawa Barat; mahasiswa IAIN Antasari Banjarmasin; mahasiswa IAIN Cirebon; STIKES Widya Cipta Husada Kepanjen, Malang; UIN Sunan Gunung Djati Bandung; LDK Kahfi Universitas Yarsi, Jakarta; mahasiswa IIQ Jakarta; mahasiswa STEI Tazkia, Bogor; para santri pondok pesantren Sya’airullah, Jatibening Bekasi; Yayasan Karya Cimanggis, Depok; karyawan Hotel Santika TMII; reporter stasiun televisi Trans7 yang melakukan survei; serta beberapa wisatawan asing dari Saudi Arabia dan Sudan.[]