Penetapan dalam Mushaf
Surah al-Fath merupakan surah yang ke 48 dalam susunan mushaf Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 29 ayat dan masuk dalam kategori surah Madaniyah. Nama al-Fath digunakan pada Mushaf Standar Indonesia (MSI) dan juga mushaf terbitan negara lainnya, seperti Mesir, Medinah, Pakistan, Libya, dan Maroko. Selain digunakan pada sejumlah mushaf, nama ini juga banyak digunakan pada kitab-kitab tafsir dan juga hadis.
Sebab Penamaan dan Dasar Penetapan
Surah ini disebut surah al-Fath karena pada ayat-ayat permulaan surah ini menyinggung tentang kemenangan nyata (fath mubin). Surah ini diturunkan pada malam hari saat perjalanan pulang Nabi dari Hudaibiyah ke Madinah. Nama al-Fath (kemenangan) diambil dari kata fataha yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Sebagian besar dari ayat-ayat surah ini menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan kemenangan yang dicapai Nabi Muhammad dalam peperangan. Nabi Muhammad sangat bergembira dengan turunnya ayat pertama ini. Kegembiraan ini dinyatakan dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh al-Bukhari. Nabi berkata, “Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu surah yang benar-benar aku cintai daripada seluruh apa yang disinari matahari.” Kegembiraan Nabi Muhammad itu ialah karena ayat-ayatnya menerangkan tentang kemenangan yang akan diperoleh dalam perjuangannya dan tentang kesempurnaan nikmat Allah kepadanya. Surah ini juga menerangkan tentang Baiat Ridwan antara Nabi dengan para sahabat (Muniroh, 1426 H).
Di antara dalil yang menjelaskan tentang nama al-Fath adalah riwayat yang bersumber dari Abdullah bin Mughaffal,
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: (قَرَأَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ سُوْرَةَ اْلفَتْحِ فَرَجَّعَ فِيْهَا). (رواه البخاري)
Dari Abdullah bin Mughaffal ra, dia berkata, “Nabi Saw membaca pada hari Fahtu Makkah surah al-Fath dan mengulangnya.” (Riwayat al-Buhakri)
Riwayat lainnya bersumber dari Musawir bin Mahkramah,
عَنِ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ وَمَرْواَنَ بْنِ الْحَكَمِ قَالَا: (نَزَلَتْ سُوْرَةُ اْلفَتْحِ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةَ فِي شَأْنِ الْهُدَيْبِيَةِ مِنْ اَوَّلهِاَ اِلَى اَخِرِهَا. (رواه الحاكم)
Dari Miswari bin Mahkramah dan Marwan bin Hakam berkata: “Surat al-Fath diturunkan antara Makkah dan Madinah pada peristiwa Hudaibiyah dari awal hingg akhir.” (Riwayat al-Hakim)
Riwayat lainnya bersumber dari Ibnu ‘Abbas ra,
عَنْ ابْنِ عباس رَضِيَ اللهُ عَنْهما قَالَ: نَزَلَتْ سُوْرَةُ اْلفَتْحِ بالْمَدِيْنَةَ.
Dari Ibnu ‘Abbas ra, dia berkata, “Surah al-Fath diturunkan di Madinah.”
Meskipun tidak disebutkan secara langsung oleh Nabi, namun penyebutan surah ini dengan nama al-Fath sangat masyhur di kalangan sahabat seperti Abdullah bin Mughaffal, Ibnu ‘Abbas, Sahl bin Hunaif, Miswari bin Mahkramah, Marwan bin Hakam, dan Abdullah bin Zubair, sehingga nama ini banyak digunakan pada mushaf Al-Qur’an, dan tidak ada nama lainnya. [Must]