Seri Penamaan Surah Al-Qur’an: Fāṭir /35

‘Fāṭir’, salah satu sifat Allah yang berarti ‘pencipta’ ini ditetapkan sebagai nama surah ke-35 dalam Mushaf Standar Indonesia. Demikian pula dalam mushaf-mushaf negara lain seperti Mesir, Saudi Arabia (Mushaf Madinah), Pakistan, Libya, dan Marokko.

Sebab Penamaan dan Dasar Penetapan

Dasar penamaan ini adalah pernyataan Ibnu Abbas ra. saat menjelaskan bahwa surah ini turun di Makkah. Pernyataan ini terdapat dalam riwayat Ibn aḍ-Ḍurais, al-Bukhāriy, Ibnu Mardawaih, dan al-Baihaqiy yang dinukil oleh as-Suyūṭiy dalam ad-Durr al-Manṡūr (as-Suyūṭiy, tt.) dan asy-Syaukāniy dalam Fatḥ al-Qadīr (asy-Syaukāniy, 1414 H.). Selengkapnya riwayat itu menyatakan:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أُنْزِلَتْ سُورَةُ فَاطِرٍ بِمَكَّةَ.

Dari Ibnu Abbas bahwasanya dia mengatakan, “Surah Fāṭir diturunkan di Makkah.”

Surah ke-35 dalam urutan mushaf ini dinamakan dengan ‘fāṭir’ karena dibuka dengan penyifatan Allah Swt. dengan kata ‘fāṭir’ yang menunjukkan makna penciptaan alam semesta dari ketiadaan sebagai tanda keagungan dan kemahakuasaan-Nya. Kata ‘fāṭir’ sebenarnya disebutkan 4 kali dalam Al-Qur’an tetapi tidak ada yang disebutkan di awal kecuali surah ini. Allah Swt. berfirman:

 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ جَاعِلِ الْمَلٰۤىِٕكَةِ رُسُلًاۙ اُولِيْٓ اَجْنِحَةٍ مَّثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَۗ يَزِيْدُ فِى الْخَلْقِ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ  ( فاطر)

Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap. Masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Dia menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Surah Fāṭir/35: 1).

Nama Lain

Selain ‘fāṭir’ surah ini juga memiliki nama lain yaitu ‘al-Malā’ikah’. Penamaan ini pernah disebutkan oleh Ibnu Abbas ra. dari kalangan sahabat, sebagaimana pernah juga disebutkan oleh Hasan al-Baṣriy, Qatādah, dan Ibnu Abī Mulaikah dari kalangan tabiin. Penamaan Ibnu Abbas dapat ditemukan dalam daftar nama-nama surah yang diturunkan di Makkah dan Madinah yang disusun sesuai waktu turun yang diriwayatkan oleh Ibnu aḍ-Ḍurais dalam kitabnya yang berjudul Faḍā’il al-Qur’ān.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: أَوَّلُ مَا نَزَلَ مِنَ الْقُرْآنِ بِمَكَّةَ، وَمَا أُنْزِلَ مِنْهُ بِالْمَدِينَةِ الْأَوَّلُ فَالْأَوَّلُ... وَكَانَ أَوَّلُ مَا أُنْزِلَ مِنَ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ثُمَّ ن وَالْقَلَمِ، ... ثُمَّ الْفُرْقَانَ، ثُمَّ الْمَلَائِكَةَ، ثُمَّ كهيعص... فَهَذَا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَّةَ، وَهِيَ سِتٌّ وَثَمَانُونَ سُورَةً.

Dari Ibnu Abbas ra. dia berkata, “Yang pertama-tama diturunkan di Makkah dan diturunkan di Madinah secara berurutan... Yang pertama-tama diturunkan dari Al-Qur’an adalah: Iqra’ bismirabbikallażī khalaq, Nūn walqalam,... kemudian al-Furqān, al-Malā’ikah, Kāf hā yā ‘ain ṣād... ini semua adalah apa-apa yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla di Makkah. Semuanya berjumlah 86 surah....” (Ibnu aḍ-Ḍurais, 1987).

Dalam kitab Dalā’il an-Nubuwwah, al-Baihaqiy juga meriwayatkan daftar serupa dari al-Hasan bin al-Hasan, yakni Hasan al-Baṣriy, seorang tabiin terkenal. Dalam daftar itu surah Fāṭir juga disebutkan dengan nama al-Malā’ikah.

Selanjutnya dalam ad-Durr al-Manṡūr, as-Suyūṭiy menukil dua riwayat sebagai berikut. Pertama, riwayat Abdurrazzāq dan Ibn al-Munżir dari Qatādah yang menyatakan:

عَن قَتَادَة رَضِي الله عَنهُ قَالَ: سُورَة الْمَلَائِكَة مَكِّيَّة.

Dari Qatādah ra. dia berkata, “Surah al-Malā’ikah adalah Makkiyyah.”

Kedua, riwayat Ibnu Sa‘ad dari Ibnu Abī Mulaikah dengan menuturkan:

عَن ابْن أبي ملكية قَالَ: كنت أقوم بِسُورَة الْمَلَائِكَة فِي رَكْعَة.

Dari Ibnu Abī Mulaikah bahwasanya di berkata, “Aku biasa menyelesaikan surah al-Malā’ikah dalam satu rakaat.” (as-Suyūṭiy, tt.)

Di samping itu, ada sejumlah mushaf yang umurnya cukup tua menggunakan nama al-Malā’ikah. Misalnya, mushaf yang ditulis oleh Abu al-Hasan Ali bin Hilal pada 391 H. yang saat ini tersimpan di Universitas Ummul Qura, Makkah; mushaf yang ditulis oleh Yaqut bin Yaqut bin Abdullah al-Must‘ṣimiy pada 697 H. yang saat ini tersimpan di Universitas Islam Madinah (No. 298); mushaf yang ditulis di Mesir pada abad ke-8 Hijriah (ke-14 Masehi) yang saat ini tersimpan di Bayt al-Qur’an Bahrain (No. 54); dan lain-lain (Munirah, 1426 H.).

Selain digunakan dalam mushaf, nama ‘al-Malā’ikah’ juga digunakan dalam sejumlah tafsir sebagai judul dari surah yang menempati urutan ke-35 ini. Misalnya, tafsir aṡ-Ṡa‘labiy (2015), az-Zamakhsyariy (1407 H.), an-Nasafiy (1997), dan al-Baiḍāwiy (1418 H.). Sementara itu, di bawah kitab Tafsīr al-Qur’ān, al-Bukhāriy, at-Tirmiżiy, dan al-Hakim membuat judul bab Sūrat al-Malā’ikah dalam kitab masing-masing. Sedang dalam al-Itqān, as-Suyūṭiy dengan tegas menyatakan bahwa ‘al-Malā’ikah’ adalah nama lain dari surah Fāṭir. [Salim]

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved