Nama ar-Rūm digunakan sebagai nama surah ke-30 dalam mushaf Al-Qur’an. Nama ini sepakat digunakan oleh semua mushaf dari berbagai negara Islam, seperti Indonesia, Arab Saudi, Mesir, Maroko, Tunisia, Libya, dan Pakistan. Tidak terdapat nama lain bagi surah ini.
Surah ke-30 ini dinamakan ar-Rūm, menurut Ibnu ‘Āsyūr dalam kitab tafsirnya, at-Taḥrīr wa at-Tanwīr, karena dalam ayat kedua dari surah ini terdapat kata ar-rūm. Kata ini hanya disebut sekali dalam Al-Qur’an. Ayat ini menginformasikan tentang kekalahan Kerajaan Romawi Timur dari Bangsa Persia. Di ayat selanjutnya disebutkan bahwa Bangsa Romawi akan menang kembali melawan Persia dalam beberapa tahun ke depan. Ini merupakan salah satu mukjizat yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Muhammad.
Penamaan ar-Rūm ini sudah dikenal dan digunakan oleh para sahabat sejak zaman Nabi saw. Namun demikian, tidak terdapat riwayat marfū’ kepada Nabi yang menjelaskan penamaaan ini. Riwayat yang ada berasal dari kalangan sahabat seperti ‘Abdullāh bin ‘Abbās, ‘Abdullāh bin Zubair, dan beberapa sahabat lainnya. Riwayat-riwayat tersebut adalah sebagai berikut.
- Riwayat an-Nasā’iy dalam Sunan al-Kubrā dari salah seorang sahabat Nabi saw.
عَنْ رَجُلٍ، مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَقَرَأَ الرُّومَ، وَالْتَبَسَ عَلَيْهِ.
Salah seorang sahabat Nabi saw meriwayatkan bahwa Nabi melaksanakan salat Subuh dan membaca surah ar-Rum. Beliau mengalami kesulitan dalam membacanya.
- Riwayat aṭ-Ṭabarāniy dalam al-Mu‘jam al-Kabīr dari al-Agarr
عَنِ الْأَغَرِّ، مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَرَأَ سُورَةَ: الرُّومِ.
Al-Agarr, salah seorang sahabat Nabi saw, berkata, “Saya salat di belakang Nabi saw. Beliau membaca surah ar-Rūm.”
- Riwayat Ibnu aḍ-Ḍurais dalam Faḍā’il Al-Qur’ān, an-Naḥḥās dalam an-Nāsikh wa Al-Mansūkh, dan al-Baihaqiy dalam ad-Dalā’il dari Ibnu ‘Abbās.
عَن ابْنِ عباس- رَضِي الله عَنهُ - قَالَ: نَزَلَتْ سُوْرَةُ الرُّوْمِ بِمَكَّة.
Ibnu ‘Abbās berkata, “Surah ar-Rūm turun di Makkah.”
- Riwayat Ibnu Mardawaih, sebagaimana dikutip as-Suyūṭiy dalam kitab tafsirnya, dari Ibnu Zubair.
عَن ابْنِ الزُّبَيْرِ - رَضِي الله عَنهُ - قَالَ: نَزَلَتْ سُوْرَةُ الرُّوْمِ بِمَكَّة.
Ibnu Zubair berkata, “Surah ar-Rūm turun di Makkah.”
Menurut Munirah Nasir, penamaan surah ini termasuk tauqīfiy karena terdapat riwayat dari para sahabat yang menjelaskan tentang penyebutan nama surah ini dan tidak ada perbedaan pendapat di antara mereka mengenai penamaannya. Sedangkan Sayyid Ismail tidak memasukkan surah ini ke dalam kelompok surah yang penamaannya berdasarkan tauqīfiy. Ia lebih memilih mengelompokkannya pada surah yang penamaannya masyhur dalam riwayat dari para sahabat. [Jonni Syatri]