Seri Penamaan Surah Al-Qur’an: Surah Maryam/119

Penetapan dalam Mushaf

‘Maryam’, nama ibunda Nabi Īsā as. ini ditetapkan sebagai nama surah ke-19 dalam Mushaf Standar Indonesia. Demikian pula dalam mushaf-mushaf negara lain seperti Mushaf Mesir, Madinah, Pakistan, Libya, dan Maroko.

Sebab Penamaan dan Dasar Penetapan

Penamaan ini bersifat tauqīfiy, yakni berasal dari Nabi saw. Hal ini, antara lain, dapat dilihat dalam sebuah hadis yang dituturkan oleh Abu Maryam al-Gassāniy ra. bahwasanya dia pernah menghadap Rasulullah saw. dan berkata:

وُلِدَتْ لِيَ اللَّيْلَةَ جَارِيَةٌ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَاللَّيْلَةُ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ سُورَةُ مَرْيَمَ سَمِّهَا مَرْيَمَ فَكَانَتْ تُسَمَّى مَرْيَمَ. (رواه الطبراني وأبو نعيم والديلمي)

“Malam ini lahir untukku anak perempuan.” Beliau berkata, “Malam ini, juga turun kepadaku surah Maryam. Namakan anakmu Maryam!” (Riwayat Ṭabrāniy, Abu Na‘īm, dan ad-Dailamiy)

Di sisi lain, nama ini, bisa dikatakan, sudah cukup terkenal di kalangan para sahabat dan tabiin, karena adanya beberapa keterangan yang menyebutkan nama itu dari mereka. Abdurraḥmān bin Yazīd, seorang tokoh generasi tabiin, misalnya, pernah berkata:

سَمِعْتُ ابْنَ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ، وَالكَهْفِ، وَمَرْيَمَ: إِنَّهُنَّ مِنَ العِتَاقِ الأُوَلِ، وَهُنَّ مِنْ تِلاَدِي.

“Saya pernah mendengar Ibnu Mas‘ūd berkata mengenai surah Banī Isrā’īl, al-Kahf, dan Maryam, ‘Itu termasuk surah-surah yang pertama-tama turun dan merupakan kekayaan lamaku (sudah saya pelajari sejak lama).’” (Riwayat al-Bukhāriy)

Ummul Mukminin, Aisyah ra. dan Ibnu az-Zubair ra. juga pernah mengatakan:

نَزَلَتْ سُوْرَةُ مَرْيَمَ بِمَكَّةَ. (رواه النحاس وابن مردويه)

“Surah Maryam turun di Makkah.” (Riwayat an-Naḥḥās dan Ibnu Mardawaih)

Selanjutnya, nama ini juga pernah disebutkan oleh Abu Hurairah ra. saat menceritakan suasana salat jamaah di Madinah saat Nabi saw. sedang berada di Khaibar sebagai berikut,

قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَيْبَر فَوَجَدْتُ رَجُلًا مِنْ غِفَارٍ يَؤُمُّ النَّاسَ فِيْ صَلَاةِ الْفجْرِ فَسَمِعْتُهُ يقْرَأ فِي الرَّكْعَة الْأُوْلَى سُوْرَة مَرْيَم وَفِي الثَّانِيَةِ وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ. (رواه البزار وابن سعد)

“Saya tiba di Madinah saat Rasulullah saw. sedang berada di Khaibar, lalu saya mendapatkan seseorang dari Gifar mengimami orang-orang dalam salat Fajar. Saya mendengarnya membaca surah Maryam pada rakaat pertama dan Wailul lilmuṭaffifīn pada rakaat kedua.” (Riwayat al-Bazzār dan Ibnu Sa‘ad)

Hasyim bin ‘Āṣim al-Aslamiy juga pernah meriwayatkan dari ayahnya, ‘Āṣim al-Aslamiy, kemudian dari al-Munżir bin Jahḍam dengan mengatakan:

قَالَ: «لَمَّا هَاجَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِيْنَةِ فَانْتَهَى إِلَى الْغَمِيْمِ أَتَاهُ بُرَيْدَةُ بْنُ الْخَصِيْبِ فَأَسْلَمَ». فَحَدَّثَنِيْ الْمُنْذِرُ بْنُ جَهْضَم، قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ عَلَّمَ بُرَيْدَةَ لَيْلَتَئِذٍ صَدْرًا مِنْ سُوْرَةِ مَرْيَمَ.  (رواه ابن سعد)

(Āṣim al-Aslamiy) berkata, “Ketika Rasulullah saw. hijrah dari Makkah ke Madinah dan sampai ke al-Gamīm, beliau didatangi oleh Buraidah bin al-Khaṣīb untuk masuk Islam.” Selanjutnya, saya (Hasyim) diberitahu oleh al-Munżir bin Jahḍam dengan mengatakan, “Malam itu, Rasulullah saw. mengajari Buraidah bagian awal dari surah Maryam.” (Riwayat Ibnu Sa‘ad)

Sementara itu, Muwarriq al-‘Ijliy, seorang tokoh tabiin, yang menurut kesaksian Ibnu Hajar, termasuk orang yang tepercaya dan ahli ibadah, pernah bercerita tentang pengalamannya salat di belakang Ibnu Umar ra. Dia berkata,

صَلَّيْتُ خَلْفَ اِبْنِ عُمَرَ الظُّهْرَ فَقَرَأَ بِسُوْرَةِ مَرْيَمَ. (رواه ابن أبي شيبة)

“Saya pernah salat Zuhur di belakang Ibnu Umar lalu dia membaca surah Maryam.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah)

Demikialah, semua riwayat di atas menunjukkan bahwa Rasulullah saw. telah menamakan surah yang ke-19 dalam urutan mushaf ini dengan ‘Maryam’ dan nama itu telah dikenal luas di kalangan sahabat dan tabiin. Dengan demikian, penamaan ini bersifat tauqīfiy.

Adapun sebab penamaannya dengan ‘Maryam’ adalah karena di dalamnya terkandung kisah Maryam dengan berbagai mukjizat yang memukau seperti kelahiran putranya yang tanpa ayah, bayinya yang bisa berbicara, dan berbagai kejadian luar biasa lain yang menyertai kelahiran Isa as.

Kata ‘maryam’ banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, 3 kali di antaranya di dalam surah ini.

Nama Lain

Selain ‘maryam’, surah ini juga dikenal dengan nama Kāf hā yā ‘ain ṣād yang tentu saja diambil dari kata pembuka dari surah ini. Menurut keterangan Munirah ad-Dusari, nama ini tercantum dalam manuskrip Mushaf Al-Qur’an asal Afrika Utara yang ditulis pada abad ke-12 Hijriah dan saat ini termasuk salah satu koleksi Bait al-Qur’ān di Bahrain (Munirah, 1426 H.).

Penamaan ini terdapat dalam sejumlah riwayat dari sahabat. Salah satunya adalah riwayat dari Ummu Salamah yang menceritakan dialog antara Najāsyi, Raja Habasyah, dengan Ja‘far bin Abi Ṭālib, di hadapan Amr bin al-‘Āṣ dan satu orang lagi yang dikirim oleh orang Quraisy untuk memulangkan kaum muslim yang hijrah ke sana. Dalam riwayat itu, antara lain, disebutkan:

فَقَالَ لَهُ النَّجَاشِيُّ: هَلْ مَعَكَ مِمَّا جَاءَ بِهِ عَنْ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ؟، فَقَالَ لَهُ جَعْفَرٌ: نَعَمْ ، فَقَالَ لَهُ النَّجَاشِيُّ: فَاقْرَأْهُ عليَّ، فَقَرَأَ عَلَيْهِ صَدْرًا مِنْ كهيعص. فَبَكَى وَاللَّهِ النَّجَاشِيُّ حَتَّى اخْضَلَّتْ لِحْيَتُهُ، وَبَكَتْ أَسَاقِفَتُهُ حَتَّى أَخْضَلُّوا مَصَاحَفَهُمْ حِينَ سَمِعُوا مَا تَلَا عَلَيْهِمْ. ثُمَّ قَالَ النَّجَاشِيُّ: إنَّ هَذَا وَالَّذِي جَاءَ بِهِ عِيسَى لَيَخْرُجُ مِنْ مِشكاةٍ وَاحِدَةٍ، انطلِقَا، فَلَا وَاَللَّهِ لَا أُسَلِّمُهُمْ إِلَيْكُمَا، وَلَا يُكَادُوْنَ. (رواه أحمد والبيهقي وأبو نعيم)

Najasyi berkata, “Apakah kamu punya sesuatu yang dibawanya dari Allah?” Jakfar menjawab, “Ya.” Najasyi berkata lagi, “Bacakan untukku!” Jakfar pun membaca bagian-bagian awal dari surah Kāf hā yā ‘ain ṣād. Mendengar itu, Najasyi menangis hingga janggutnya basah. Demikian pula para uskupnya. Mereka juga menangis hingga basah kitab-kitabnya. Selanjutnya, Najasyi berkata, “Ini, demi yang dibawa oleh Isa, sunggu-sungguh datanng dari sumber yang sama. Silakan pergi dengan bebas. Demi Allah, aku (kepada Amr dan kawannya) tidak akan menyerahkan mereka kepadamu. Mereka juga tidak akan diperdaya.” (Riwayat Ahmad, al-Baihaqi, dan Abu Na‘im)

An-Naḥḥās juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya dia pernah mengatakan:

أُنْزِلَتْ بِمَكَّةَ سُوْرَةُ كهيعص

Diturunkan di Makkah surah Kāf hā yā ‘ain ṣād.”

Selain itu, nama ini juga muncul dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhāriy bab Tafsir (al-Bukhāriy), dianggap oleh al-Alūsiy sebagai nama kedua (al-Alūsiy, 1415 H.), disebutkan oleh as-Sakhāwiy dalam Jamāl al-Qurrā’ (as-Sakhāwiy, 1997), dan al-Fairūz Ābādiy dalam Baṣā’ir Żawī at-Tamyīz (al-Fairūz Ābādiy, 1996). [Salim]

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved