Ragam Panduan Bahasa Isyarat Al-Qur’an

Terkait dengan bahasa isyarat Al-Qur’an untuk penyandang disabilitas sensorik rungu wicara, Indonesia bisa dibilang tertinggal dari Negara-negara muslim lainnya. Yordania, Turki, dan Malaysia misalnya sudah memiliki dan menetapkan bahasa isyarat Al-Qur’an dan pemerintahnya memiliki perhatian yang serius dalam menangani dan membantu penyandang disabilitas rungu wicara. Demikian disampaikan Aprizar Zakaria, Ketua MTTI Jakarta, salah satu pembicara pada acara Sidang Penyusunan Pedoman Membaca Al-Qur’an Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara Tahun 2021 yang diselenggarakan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) di Harris Hotel & Conventions, Bekasi.

Di hari kedua, Selasa (16/03), penyelenggara menampilkan sejumlah pembicara yang terdiri dari para kepala komunitas yang mengelola dan menangani penyandangan disabilitas rungu wicara dalam mempelajari Islam, khususnya dalam membaca kitab suci Al-Qur’an. Selain Aprizar Zakaria dari MTTI, pembicara lainnya adalah Mukhlisin, SHI dari Pesantren ABATA Temanggung, dan Pudji Ahmad Gani dari Rumah Tuli Jatiwangi (RTJ) Majalengka. Masing-masing pembicara memaparkan pengalaman dan pembelajaran Al-Qur’an yang dilakukan di lembaganya.  

“Dalam mengenalkan huruf hijaiyah dan bagaimana cara membacanya, Pesantren ABATA Temanggung menggunakan metode yang disebut dengan visual fonetik,” demikian disampaikan Mukhlisin pada acara ini. Metode tersebut diterapakan untuk membaca huruf hijaiyah dan sekaligus dijadikan sebagai terapi wicara bagi penyandang disabilitas rungu wicara. Metode ini, dalam keterangannya dikembangkan diantaranya dengan membuat Al-Qur’an Learning Centre dan Aplikasi yang akan memudahkan masyarakat, khususnya kalangan penyandang disabilitas dalam membaca Al-Qur’an.

Pembicara lain, Pudji Ahmad Gani, mengenalkan huruf hijaiyah kepada teman-teman tuli menggunakan buku Iqra yang dilengkapi dengan bahasa isyarat yang sudah dipakai beberapa Negara Islam. Dalam panduan ini, Rumah Tuli Jatiwangi melengkapinya dengan panduan tajwidnya, seperti cara mengucapkan bacaan izhar, idgam, hingga iqlab menggunakan bahasa isyarat. Metode ini, akunya memang masih belum lama diterapkan, sehingga dia berharap, metode baca yang akan disusun pada acara ini bisa menjadi panduan bersama dalam membaca Al-Qur’an bagi teman-teman disabilitas rungu wicara.

“Teman-teman disabilitas netra sudah memiliki mushaf Al-Qur’an dalam huruf Braille lengkap dengan panduannya. Kita berharap, bahwa kita juga akan memiliki panduan membaca Al-Qur’an yang bisa diterima semua kalangan, agar apa yang dikaji dan disusun pada hari ini bisa memberikan manfaat yang luas bagi umat islam,” demikian Aprizar menutup pembicaraannya. [Must]

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved