Biografi KH Munawwar (1884—1944)

KH Munawwar adalah putra H Nur (w. 9 Januari 1934) dari Desa Pengulu, Sidayu, Gresik, dan termasuk salah satu keturunan Prabu Brawijaya V dari Majapahit. Menurut catatan pihak keluarga, KH Munawwar lahir pada tahun 1884 dan wafat pada tahun 1946, tepatnya pada 3 Ramadan 1365 H (1 Agustus 1946). KH Munawwar memiliki dua istri, yaitu Hj. Fatimah binti H. Abd. Rahman yang dikenal dengan Nyai Munawwar, dan Baroh Kasiatun binti KH Hasan Lagowe Dukun yang kemudian dikenal dengan Nyai Hj. Taqiyyah. Dari istri pertama lahir tujuh anak, dan dari istri kedua lahir empat anak.

Perjalanan menuntut ilmu di negeri Arab dimulai dengan bermukim di Mekkah, kemudian KH Munawwar melanjutkan belajar ke Medinah dan berhasil menghafal Al-Qur'an dari Syekh ‘Abd. Karim Ibnul-Haj al-Badri. Kali pertama KH Munawwar kembali dari tanah suci ia mengajar Al-Qur'an di Langgar Panggung di Sidomukti, Giri. Kemudian ia kembali bermukim di Mekkah selama tiga tahun. Sekembalinya dari keberangkatannya yang kedua ini KH Munawwar mendirikan Pesantren Tahfizul Qur'an di Kauman, Sidayu, pada tahun 1910.

KH Munawwar wafat pada tanggal 3 Ramadan 1364, dan tongkat estafet pengasuh pesantren beralih kepada KH Dawud Munawwar. Pada tanggal 22 Agustus 1987 KH Dawud Munawwar wafat, dan pesantren tidak memiliki penerus. Saat ini, di sekitar wilayah pesantren berdiri PPTQ al-Munawwar yang diasuh oleh putra bungsu KH Munawwar, yaitu KH M. Syafiq Munawwar.

Dari Pesanten Tahfiz Al-Qur'an yang dibina KH Munawwar menghasilkan murid-murid yang terkenal dan memiliki peran penting dalam pengajaran Al-Qur'an di daerahnya masing-masing. Di antara murid-muridnya yang terkenal, yaitu KH Ridwan bin KH Ahmad Qusyairi, KH Muhammad bin Sofwan, KH Adlan Ali, KH Munir Mawardi, KH Amin Musthofa, KH Abdul Rohman, KH Sa‘ad A. Mu‘in, KH Hamim Syahid, KH Husen Jenu Tuban, KH Tohir, KH Hasan Abdilah, dan KH Syahdlili Muhdlor.

Sanad yang dimiliki oleh KH M. Munawwar, dengan qira’at Imam ‘Asim dengan riwayat Imam Hafs dari aliran Imam Ubaid bin as-Sabah, mengambil dari Syekh ‘Abdul Karim Ibnul-Hajj ‘Umar al-Badri, dari Syekh Isma‘il Basytin dari Syekh Ahmad ar-Rasyidi, dari Syekh al-Alim Mustafa bin ‘Adurrahman al-Azmiri, dari Syekh al-‘Allamah Hijazi, dari Syekh ‘Ali bin Sulaiman al-Mansuri, dari Syekh Sultan al-Mizahi, dari Syekh al-‘Allamah Saifuddin ‘Ataillah al-Fadali, dari Syekh Sahazah al-Yamani, dari Syekh Nasiruddin at-Tablawi, dari Syekh al-Imam Abu Yahya Zakariyya al-Ansari, dari Syekh Imam Ahmad al-Asyuti, dari Imam Abul-Khair Muhammad bin Muhammad ad-Dimasyqi yang terkenal dengan nama Ibnu al-Jazari, dari Imam Abi ‘Abdillah Muhammad bin ‘Abdul Khaliq al-Misri asy-Syafi, dari Imam Abu al-Hasan ‘Ali bin Syuja‘ bin Salim bin Ali bin Musa al-‘Abbas, dari Imam Abu al-Qasim asy-Syatibi ad-Dariz al-Andalusi asy-Syafi‘i, dari Imam ‘Ali bin Muhammad bin Huzail, dari Imam Abu Daud Sulaiman bin Najah al-Andalusi, dari Imam Abu ‘Amr ‘Usman Sa‘id ad-Dani, dari Imam Abu Hasan Tahir bin Galbun, dari Imam Abu ‘Abbas Ahmad bin Sahl bin Firuzani al-Asynani, dari Imam Abu Muhammad ‘Ubaid bin as-Sabah bin Sabih al-Kufi al-Bagdadi, dari Imam Abu ‘Amr Hafs bin Sulaiman bin al-Mugirah al-Asad al-Kufi, dari Imam ‘Asim bin Abi an-Najud al-Kufi, dari Imam Abu ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin Habib bin Rabi‘ah as-Sullami, dari Zaid bin Sabit, Ubay bin Ka‘b, ‘Abdullah bin Mas‘ud, ‘Ali bin Abi Talib dan ‘Usman bin ‘Affan, dari Rasulullah saw.

(Harits Fadlly – Diringkas dari buku Para Penjaga Al-Qur'an, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, 2011)

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved