Penerbitan mushaf Al-Qur'an ini adalah pekerjaan yang mulia. Oleh sebab itu, penerbit harus menjalankan bisnis ini dengan niat yang tulus karena Allah swt. Demikian disampaikan Muhammad Toha, Kepala Balai Diklat Semarang, selaku narasumber pada sesi pembukaan Kegiatan Pembinaan Penerbitan Mushaf Al-Qur'an Wilayah Jawa Tengah yang dihadiri 30 peserta, Jum’at (05/05) di Hotel Khas Semarang.

“Penerbitan Al-Qur'an ini sungguh luar biasa. Sejak kecil sy sudah membaca Al-Qur'an dan buku-buku agama terbitan Toha Putra Semarang. Saya masih hafal penulisnya," jelasnya dalam sambutan.

Pada kesempatan ini, Kepala LPMQ, H. Abdul Aziz Sidqi, MA juga memberikan arahan dan materi kepada penerbit. Seluruh penerbit hukumnya wajib untuk mematuhi regulasi penerbitan agar menghasilkan produk Al-Qur'an yang terbaik. Jangan sampai terjadi lagi kasus-kasus yang berkaitan dengan Al-Qur'an seperti limbah percetakan Al-Qur'an yang dijual ke pihak ketiga dan akhirnya berubah menjadi terompet, keset dan bahkan menjadi bungkus tempe.

Di sela-sela sambutannya, Kepala LPMQ mengajak para peserta agar menjalankan bisnis penerbitan Al-Qur'an ini karena Allah swt. Kalau bisnis ini murni untuk bisnis, maka bisa jadi penerbit akan mengalami kerugian. Tetapi kalau bisnis ini dijalankan karena Allah, maka meski pun rugi secara perhitungan bisnis, tetapi pasti beruntung di sisi Allah. LPMQ dengan para Pentashih Mushaf Al-Qur'an akan selalu memberikan dukungan terbaik agar terwujud produk-produk Al-Qur'an yang terbaik.

Achmad Khotib, MA selaku Ketua Tim Pembinaan dan Pengawasan Mushaf Al-Qur'an, menegaskan di awal pembukaan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi antar penerbit. Bukan hanya berkompetisi di tingkat pasar, tetapi para penerbit juga harus dapat bersinergi sehingga menciptakan kondisi yg baik. Ia menyebut penerbit harus menjadi lebih cerdas dan inovatif serta taat regulasi. Tidak mungkin produk Al-Qur'an akan baik jika penerbit tidak taat regulasi. [Az]

Editor: Mustopa