Rektor UIN Bandung: Moderasi Beragama Bukan Soal Regulasi Tapi Jati Diri

Rektor UIN Bandung: Moderasi Beragama Bukan Soal Regulasi Tapi Jati Diri

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag menyatakan moderasi beragama bukan soal regulasi negara, moderasi beragam adalah jati diri manusia dalam kedudukannya sebagai umat beragama sekaligus warga negara. Karenanya, Rosihon berharap, meskipun wacana moderasi beragama telah disampaikan di berbagai tempat tetapi jangan sampai hal itu membuat jenuh sehingga nilai-nilai moderasi beragama diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kita mungkin sudah jenuh dengan istilah moderasi beragama. Diseminarkan di level fakultas, universitas, bahkan di tingkat nasional. Tapi kita tidak boleh jenuh, karena moderasi bukan soal regulasi negara, tapi jati diri kita sebagai umat beragama dan warga negara," terang Rosihon di kegiatan Penguatan Moderasi Beragama dalam Perspektif Al-Qur'an, kerja sama Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) dengan UIN Sunan Gunung Djati, Kamis (30/11/2023), di Bandung.

Terlebih, menurut Rosihon, dari hasil penelitian Setara Institute, UIN Bandung Bandung termasuk kampus yang diindikasikan kurang moderat yang melahirkan bibit-bibit radikalisme. Dan di skala yang lebih luas, dari hasil penelitian Badan Litbang dan Diklat Kemenag,  Jawa Barat merupakan wilayah dengan indeks moderasi beragama yang cukup rendah.

"Data dari Setara menyebutkan UIN Bandung diindikasikan kurang moderat. Tidak bersih dari bibit-bibit radikalisme. Demikian juga daerah Jawa Barat yang indeks moderasinya rendah. Tapi,  untuk kampus UIN Bandung, melahirkan radikalisme dari sisi mananya, saya belum tahu?," ungkap guru besar ilmu tafsir Al-Qur'an yang saat ini menjabat sebagai rektor disambut tawa ringan peserta seminar.

Dalam kapasitasnya sebagai keynote speaker, Rosihon menegaskan bahwa kegiatan ini bukan dalam rangka mencari-cari dalil tentang moderasi agama dalam Al-Qur'an atau hadis. Menurutnya, hal itu sudah banyak dikaji dan sudah final.

"Saat ini kita tidak lagi mencari petunjuk, apakah moderasi ada dalam Al-Qur'an dan hadis. Itu sudah final. Kita berada pada tahap bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan nyata. Jangan sampai kita bosan!" tegasnya mengingatkan.

Mengomentari buku Moderasi Beragama dalam Perspektif Al-Qur'an, di mana dirinya terlibat langsung sebagai salah satu penulis, Rosihon mengatakan bahwa buku-buku terbitan LPMQ adalah produk kajian yang berkualitas. Karena disusun secara profesional oleh tim penulis yang pakar di bidangnya.

"Buku-buku terbitan LPMQ adalah buku yang bagus. Penulisnya orang-orang hebat. Rata-rata menguasai literatur Islam dengan baik," ungkapnya.

"Untuk kajian moderasi beragama berbasis Al-Qur'an, buku ini adalah sumber yang paling otoritatif saat ini," jelas Rosihon menambahkan.

Dalam kesempatan itu, Rosihon tak lupa mengucapkan terima kasih kepada LPMQ yang telah berulang kali menjalin kerja sama dengan UIN Bandung dalam berbagai kegiatan. Terlebih, dalam forum tersebut, masing-masing peserta seminar yang terdiri dari dosen dan mahasiswa UIN Bandung mendapatkan buku moderasi. Selanjutnya, ia menghimbau agar civitas akademika UIN Bandung menjadikan buku tersebut sebagai salah satu referensi utama dalam kajian moderasi beragama.[bp]

Editor: Mustopa

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved