Jakarta, 15 November 2023. Kegiatan Penyusunan Mushaf Al-Qur’an Isyarat (MQI) yang dilakukan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) sudah masuk tahun ketiga. Tahun 2020 menyusun pedoman, tahun 2021 menyusun panduannya, 2022 menyusun Juz ‘Amma, dan 2023 menyusun 30 Juz Metode Kitabah. Demikian penjelasan Kepala LPMQ dalam rangka memberikan refleksi dan laporan pada acara Penyusunan Mushaf Al-Qur’an Isyarat di Hotel Bidakara, Jakarta.
“Alhamdulillah tahun ini kita akan cetak 30 Juz Metode Kitabah dan info yang terakhir, ini adalah Mushaf Isyarat pertama di dunia. Kita masih punya dan akan menyusun MQI dengan Metode Tilawah ke depannya,” tambah Aziz.
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Agama, Dr. Adung Abdul Rachman menyampaikan kebahagiaannya karena mendapat bukti bahwa Al-Qur’an ini dijaga dan menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. “Biasanya kita tahu Al-Qur’an dibaca oleh orang-orang dengar dan melihat, tetapi saat ini saya melihat sendiri Al-Qur’an dibaca oleh teman-teman Tuli,” ujar Gus Adung dalam sambutannya.
Untuk pengembangan MQI ke depannya, baik yang kitabah atau tilawah yang akan disusun tahun depan, Gus Adung mengarahkan agar tidak ada kendala, dan meminta Kepala LPMQ jangan sampai terhambat perihal penyusunan ini karena alasan anggaran.
“Harus secepatnya disusun dan kita akan dukung. Anggaran kita ini cukup, cuman pengalokasiannya saja yang perlu dibuat strategi. Kita punya kewajiban sebab ini untuk memberikan layanan kepada mereka,” jelasnya menambahkan.
Gus Adung juga mengarahkan, agar LPMQ gencar berkomunikasi dengan pihak media yang mempunyai power untuk menyiarkan Hari Besar Islam (HBI), di mana mereka juga perlu menggunakan Bahasa Isyarat di channel-channel TV mereka. Pengembangan lainnya yang bisa dilakukan adalah musabaqah tilawah Al-Qur’an untuk kawan-kawan Tuli.
Di akhir sambuatnnya Koordinator Stasus Menag ini berharap, semoga semua yang terlibat dimudahkan dan diberikan keberkahan hidup di dunia dan akhirat sebab Al-Qur’an Isyarat ini. [mz]
Editor: Mustopa