Mushaf Al-Qur’an Transliterasi Pertama di Indoneisa

Mushaf Al-Qur’an Transliterasi Pertama di Indoneisa

Mushaf Al-Qur’an transliterasi ini terbit tahun 19 Oktober 1972. Sebagaimana tertuang pada surah pengesahannya. Boleh jadi proses penyusunannya berlangsung jauh sebelum tanggal tertera. Dapat dibanyangkan suasana batin penyusunannya ketika, pasca 1965, metode pembelajaran Al-Qur’an masih terbatas. Saat ini apakah sebaran pengguna ngaji Quran transliterasi masih banyak?

Keberadaan mushaf ini saat itu merupakan terobosan baru: (1) sistem alih aksara Arab Quran ke Latin dan (2) Mushaf Quran huruf Latin di Indonesia.

Kepala Lembaga Lektur Keagamaan saat itu, Hamdani Aly, menyambut baik karena ide dan tujuannya baik, meskipun diakui bahwa hal tersebut adalah suatu usaha baru dari cara-cara penulisan Al-Qur’an.

Mungkin bid’ah (amalan baru yang tidak ada zaman Rasul) hasanah kalau istilah zaman sekarang. Kemunculan mushaf ini jenjadi salah satu pendorong lahirnya Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 158 tahun 1987.

Niat baik tersebut yaitu untuk membantu mereka yang belum mengetahui huruf Arab. Sebagai pedoman, penerbit memberikan catatan bahwa cara terbaik belajar Quran latin ini yaitu: Guru membaca di dalam huruf Arab dan murid menyimak dalam huruf Latin kemudian. Jadi, tidak dianjurkan membaca sendiri melainkan tetap ada tatap muka guru-murid.

Diharapkan kalangan mereka yang buta huruf Arab akan terangsang untuk mempelajari membaca teks Arab sesudah mereka dibantu oleh teks huruf latin yang disertakan oleh penerbit ini. Demikian komentar M. Natsir selaku ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia saat itu.

Metode yang digunakan dalam alih aksara ini: (1) huruf-huruf yang tidak berfungsi maupun yang berfungsi tetap disalin sebagai pelengkap dengan tanda tandanya.  Hal tersebut dilakukan demi keutuhan huruf-huruf aslinya.

Dengan demikian dalam alih aksara tidak ada satu huruf pun yang ditinggalkan, semuanya tersalin. Sehingga ketika disalin kembali ke dalam teks alsinya (Arab) akan tetap lengkap dan utuh.

Peluang tentang kajian mushaf transliterasi masih cukup luas. Baik aspek metode, sejarah dan perkembangan mutakhir-nya.

Identitas: Al-Qur’an dalam huruf Arab dan Latin terbitan Bahrul Ulum Jl. R Dewi Sartika No. 33 Bandung. 554 hlm. 15 baris tiap halaman, khat Bombay. Koleksi Pribadi.

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved