Singapura (18/09/17) - Tahun 2017, salah satu agenda penelitian Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Nusantara adalah melakukan penelitian mushaf kuno Nusantara di empat negara Asean, Thailand, Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam. Konsep Nusantara yang dalam sejumlah referensi digunakan untuk menggambarkan kawasan negara tersebut, termasuk Indonesia di dalamnya, menjadi alasan mengapa empat negara tersebut yang dituju. Selain itu, manuskrip-manuskrip yang dikoleksi oleh beberapa lembaga di negara terkait banyak yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia.
Di singapura sendiri, munuskrip Al-Qur’an kuno bisa dijumpai di empat tempat, di National Library Book (Perpustakaan Negara Singapura), di Taman Warisan Melayu, Masjid Ba’alwi, dan Asian Civilization Museum. Dari empat lokasi ini, hanya tiga yang bisa dijangkau dan dilakukan digitalisasi dan penelitian awal. Khusus Asian Civilization Museum, karena alasan waktu dan perizinan, maka penelitian belum bisa dilakukan. Selain itu, kebijakan Negara Singapura, khususnya lembaga yang menyimpan koleksi manuskrip Al-Qur’an memiliki aturan dan ketentuan tentang bagaimana digitalisasi dan penelitian dilakukan.
Secara rinci bisa disebutkan, di National Library Book jumlah manuskrip Al-Qur’an terdapat 8 buah, namun yang bisa dilakukan penelitian hanya empat manuskrip, karena empat lainnya diikutkan pada pameran yang diselenggarakan oleh National Library Book. Selanjutnya, di Taman Warisan Melayu, yang berlokasi di Kampung Gelam, kawasan Masjid Sultan, terdapat dua mushaf, satu mushaf dibentangkan di musem sehingga tidak bisa dilakukan penelitian, sementara satu lainnya bisa dilakukan dokumentasi. Selain itu, Musuem ini juga dipinjamkan mushaf yang berasal dari Museum Bugis Malaysia untuk bahan pameran yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat. Berikutnya, masjid Ba’alwi. Selain digunakan untuk ibadah, masjid ini difungsikan memamererkan benda-benda koleksi peninggalan Islam, termasuk di antaranya adalah manuskrip Al-Qur’an kuno. Masjid yang didirikan oleh Habib Hasan ini setidaknya memiliki 9 manuskrip Al-Qur’an yang berasal dari Nusantara. Selain itu, Habib Hasan juga memiliki manuskrip Al-Quran kuno dari beberapa negara, seperti Libia, Cina, dan Turki.
Melalui penelitian ini diharapkan benang merah jaringan mushaf kuno Nusantara bisa ditemukan berikut migrasinya ke sejumlah wilayah, khususnya di negara-negara Asean. Selain itu, dokumentasi dan penelitian ini bisa melengkapi database manuskrip Al-Qur’an Nusantara yang akan disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Must