Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI pada tahun 2021 akan menyusun Pedoman Membaca Al-Qur’an bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW) atau Tuli Muslim. Demi terwujudnya pedoman tersebut, LPMQ membangun sinergi dengan berbagai lembaga/komunitas tuli diantaranya The Little Hijabi Homeschooling Bekasi.
The Little Hijabi merupakan rumah belajar yang dikhususkan untuk anak-anak tuli dengan pimpinan, guru, hingga staf kebersihan merupakan teman tuli. Lembaga ini didirikan oleh Galuh Sukmara Soejanto pada tahun 2013 atas kegalauan dan keresahannya selama 30 tahun tidak punya akses belajar agama Islam. Perempuan yang akrab disapa Bunda Galuh ini pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Setelah itu, ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan studinya ke La Trobe University, Melbourne, Australia, dengan bidang Master of Sign Linguistics. Ia terinspirasi dari Universitas Gallaudet, sebuah universitas di Washington D.C Amerika Serikat yang merupakan satu-satunya univeritas di dunia yang diperuntukkan bagi mahasiswa tunarungu atau orang-orang yang mengalami hambatan pendengaran. Perguruan tinggi tunarungu tertua di dunia ini diisi banyak orang tuli, mulai dari rektor, dosen, hingga para mahasiswa.
Pada tanggal 18 November 2020, Kepala LPMQ Dr. Muchlis M. Hanafi, MA didampingi Kepala Bidang Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Deni Hudaeny, Lc., MA, dan Kepala Seksi Pembinaan dan Pengawasan Pentashihan Dr. Fahrur Rozi, MA mengunjungi The Little Hijabi Homeschooling di Jl. Kp. Ciketing Asem Jaya No.76, RT.004/RW.005, Mustika Jaya, Kec. Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk menyerap aspirasi teman tuli.
“Isyarat adalah fitrah anak tuli, jangan paksakan anak tuli dengan audio verbal jika dengan isyarat justru mereka semakin mengenali Tuhannya.” Demikian tutur perempuan asal Banjarnegara Jawa Tengah dalam bahasa isyarat yang diterjemahkan oleh stafnya, Gea.
“Selain diajarkan bagaimana cara membaca Al-Qur’an, teman-teman tuli Muslim juga perlu diberikan pemahaman keislaman yang baik, seperti bagaimana suara azan, cara salat, haji, kisah para para Nabi, dan lain-lain. Oleh karenanya, The Little Hijabi mengembangkan sebuah media belajar Islam melalui boardgames untuk pertama kalinya di Indonesia menggunakan bahasa isyarat. Media ini diberi nama ‘Kisah Dalam Isyarat’ (KDI). Kedepan perlu dibuat video tutorial pembelajaran Al-Qur’an dan ke-Islam-an dalam bahasa isyarat” lanjut Galuh Sukmara.
Kepala LPMQ sangat mengapresiasi karya Bunda Galuh Sukmara yang sangat bermanfaat bagi teman-teman tuli. “Kami sangat mengapresiasi dan mendukung, berharap kedepannya bisa bekerja sama dengan baik, terutama dalam penyusunan Pedoman Membaca Al-Qur’an bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW), karena yang tahu persis kebutuhan mendasar adalah teman-teman tuli sendiri, jadi kami sifatnya memfasilitasi,” ungkap Muchlis. (IZ)