Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat, Kementerian Agama, Dr. Muharam Marzuki, Ph.D mendukung penuh upaya Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) menyusun buku Panduan Membaca Mushaf Al-Qur’an Braille.
"Saya mendukung program penyusunan ini. Nanti akan saya sampaikan kepada bagian perencanaan untuk menyusun anggaran sesuai kebutuhan yang ada," kata Sesban dalam sidang Penyusunan Panduan Membaca Al-Qur’an Braille yang diselenggarakan LPMQ Rabu, (22/02) di Jakarta.
Dikatakan Sesban, buku panduan tersebut sangat penting bagi Tunanetra; sebagai sarana yang memudahkan dalam mempelajari tata cara membaca mushaf Al-Qur’an Braille. Ia berharap, panduan yang dihasilkan dapat segera dicetak dan distribusikan kepada teman-teman Tunanetra. Akan tetapi, Sesban menekankan, selain mencetak dan membaca Al-Qur’an ada hal pentng yang harus diperhatikan yaitu mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Kepala LPMQ, H. Abdul Aziz Sidqi, M.A. mengatakan penyusunan tersebut adalah bagian dari layanan dan wujud keberpihakan Balitbang dan Diklat, Kemenag kepada penyandag disabilitas netra, sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
"Penyusunan buku panduan ini berdasarkan amanat UU No. 8 Tahun 2016 Pasal 14 tentang hak Penyandang mendapatkan kitab suci dan lektur keagamaan lainnya yang mudah diakses berdasarkan kebutuhannya. Sitematika penyusunanya seperti buku IQRA atau Qira'ati bagi orang awas," terang Aziz.
Aziz menambahkan keberpihakan Kemenag kepada Penyandang Disabilitas sudah dimulai sejak tahun 1984 dengan menyusun Mushaf Al-Qur`an Braille. Proses penyusunannya dilakukan selama 9 tahun; dari 1974-1984 bersamaan dengan kajian dan penyusunan Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia (MSI) untuk orang awas. Berikutnya, pada tahun 2012, Kemenag, melalui LPMQ, menyusun Pedoman Membaca dan Menulis Al-Qur`an Braille. Atas beberapa masukan, pada tahun 2021, pedoman tersebut disempurnakan. Pedoman yang disusun lebih cenderung menggunakan pendekatan kaidah penulisan Braille. Berlanjut di tahun 2022, LPMQ menyusun Terjemahan Al-Qur`an edisi penyempurnaan 2019 versi Braille.
"Kami berharap semua peserta yang hadir dalam kegiatan turut mensosialisasikan buku panduan ini, sehingga bisa dimanfaatkan oleh teman-teman Tunanetra yang ada di Indonesia, terutama oleh Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) dan seluruh anggotanya,” tandas Aziz di hadapan peserta kegiatan yang melibatkan 15 Yayasan Tunanetra di Indonesia. [MRA]
Editor: Bagus Purnomo