Surah yang berada pada urutan ke-6 dalam susunan surah pada mushaf Al-Qur’an dinamakan dengan al-An‘ām. Nama ini digunakan oleh Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia (MSI) dan beberapa mushaf dari luar negeri seperti mushaf dari Maroko, Tunisa, Libia, Mesir, Arab Saudi, dan Pakistan.

Al-An‘ām adalah satu-satunya nama untuk surah ke-6 ini(Nāṣir 2005). Karena itulah, semua mushaf menggunakan nama yang sama. Tidak ada perbedaan di antara mushaf-mushaf tersebut. Demikian juga dengan berbagai kitab tafsir dan hadis.

Manuskrip Al-Qur’an dengan terjemahan berbahasa Jawa ini adalah koleksi Museum Cagar Budaya Candi Cangkuang yang terdapat di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di antara naskah-naskah koleksi museum ini, naskah ini satu-satunya yang merupakan mushaf Al-Qur’an. Selainnya adalah naskah-naskah yang berisi kajian fikih, tauhid, dan khutbah Jumat. Menurut Zaki Munawar, pengelola Museum Candi Cangkuang sekaligus penulis buku Cagar Budaya Candi Cangkuang, penyalin naskah Al-Qur’an ini adalah Arif Muhammad, seorang ulama penyebar agama Islam di Desa Cangkuang. Ia diperkirakan hidup di abad ke-17 dan merupakan salah seorang utusan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram untuk menyerang tentara VOC di Batavia. Karena mengalami kegagalan, Arif Muhammad mengasingkan diri ke daerah Kampung Pulo di sekitar Danau Cangkuang.

Moderasi Beragama ternyata sudah dipraktikkan sejak masa lampau oleh umat beragama di Nusantara. Hal itu tercermin dari beberapa tinggalan budaya benda yang dikoleksi oleh Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal (BQMI), Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Salah satunya yaitu "Naskah Hikayat Nabi Muhammad saw."

Banyak kalangan yang mempresepsikan bahwa penulisan Al-Qur’an dengan rasm usmani adalah satu versi. Tidak sedikit yang hanya membatasinya dengan mushaf Madinah semata. Padahal, sejatinya rasm usmani ada beberapa versi riwayat. Karena banyaknya riwayat, maka dalam disiplin ilmu ini juga ada dua tokoh kunci yang sering menjadi penentu dalam keragaman riwayat rasm usmani. Keduanya juga dikenal dengan sebutan asy-Syaikhani fi ar-rasm.

Abū Dāwūd Sulaimān bin Najāḥ dalam diskursus Rasm Usmani dikenal sebagai as-Syaikhani, selain Abū ‘Amr ad-Dānī. Dunia percetakan mushaf Al-Qur’an modern yang menggunkan Rasm Usmani dengan riwayat Abu Dawud adalah mushaf-mushaf Timur Tengah, Malaysia dan Brunei Darussalam. Nama lengkapnya adalah Sulaimān bin Najāh Abī al-Qāsim al-Umawī. Ayahnya merupakan mantan budak Khalifah al-Muayyad Billah bin al-Mustanṣir al-Andalūsī (Spanyol). Tidak banyak riwayat yang melapor­kan biografi murid ad-Dānī ini. Menurut Ibn Bashwāl, Abū Dawūd meru­pakan salah satu muqri’ kenamaan yang dikenal mumpuni dalam ilmu qiraah dan ṭarīq-ṭarīq-nya, dan dikenal sīqah. Di antara karyanya adalah al-Bayān al-Jāmi‘ li ‘Ulūm Al-Qur'ān, at-Tabyīn li Hija’ at-Tanzīl dalam bidang rasm usmani dan Ushul adh-Dhabt dalam bidang tanda baca Al-Qur’an. Ia meninggal di Valencia pada 16 Ramadan 496 H/ 1102 M.

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved