Tangerang Selatan (LPMQ), 27 September 2025 - Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama RI mengapresiasi atas terselenggaranya Pelatihan Al-Qur’an Isyarat bagi guru agama Islam pada Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Jabodetabek. Kegiatan yang digelar LPMQ bersama Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) ini berlangsung pada 27–29 September 2025 di Wisma Syahida Inn, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan langkah penting untuk menghadirkan layanan Al-Qur’an yang inklusif, terutama bagi peserta didik Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara.
“Al-Qur’an diturunkan untuk seluruh umat Islam. Membacanya bernilai ibadah, dan tidak ada pembedaan siapa yang berhak membaca. Baik umat Islam pada umumnya maupun saudara-saudara kita yang memiliki keistimewaan, semuanya mendapat hak yang sama. Itulah mengapa ayat pertama yang turun adalah perintah membaca,” ujar Kepala LPMQ dalam sambutannya.
Lebih lanjut, menurut Aziz, LPMQ sejak berdirinya telah melayani kebutuhan umat Islam melalui penyediaan Mushaf Standar Indonesia (MSI); mulai dari Mushaf Satndar Usmani, Mushaf Bahriah, hingga Mushaf Braille. Kemudian pada tahun 2022, LPMQ menambahkan satu lagi jenis MSI, yaitu Mushaf Standar Isyarat yang peluncuran versi cetaknya dinilai sebagai yang pertama di dunia.
Penyusunan Mushaf Al-Qur’an Isyarat (MQI) melibatkan komunitas Tuli sejak 2020. Menurut Kepala LPMQ, prosesnya penuh dengan dinamika karena selama ini sahabat Tuli memiliki cara masing-masing dalam membaca Al-Qur’an, mulai dari isyarat hingga metode lainnya. LPMQ kemudian memfasilitasi penyusunan pedoman resmi yang dijadikan standar yang seragam dan dapat diterima bersama dalam membaca Al-Qur’an bagi PDSRW.
“Menariknya, di dunia Tuli Indonesia terdapat dua bahasa isyarat, yakni SIBI dan BISINDO. Namun untuk Al-Qur’an, sahabat Tuli bersatu. Tidak ada istilah Al-Qur’an SIBI atau Al-Qur’an BISINDO. Semua sepakat untuk menggunakan satu pedoman bersama,” jelasnya.
Saat ini, Produk MQI yang diterbitkan LPMQ telah mencakup pedoman, panduan, juz ‘amma isyarat dengan dua metode, yaitu kitabah dan tilawah, serta mushaf Al-Qur’an isyarat 30 juz untuk metode kitabah dan tilawah.
Meski telah menyediakan layanan ke-Al-Qur’an-an bagi PDSRW, Aziz menilai bahwa tantangan selanjutnya adalah memastikan bahwa PDSRW muslim tidak hanya mampu membaca Al-Qur’an dengan isyarat, tetapi juga memahami kandungannya. Untuk itu, LPMQ bersama komunitas Tuli juga telah menyusun kamus kosa isyarat ke-Islaman.
“Kami berharap ke depan akan lahir duta-duta Al-Qur’an Isyarat di Indonesia, minimal dumulai dari Jabodetabek ini, agar gerakan ini semakin masif. Kami juga tengah mengusulkan adanya Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) khusus untuk Al-Qur’an isyarat,” tegas Kepala LPMQ.
Melalui kegiatan ini, Kepala LPMQ berharap semakin banyak guru agama Islam di SLB yang mampu mengajarkan Al-Qur’an isyarat, sehingga semangat “Al-Qur’an untuk Semua” benar-benar dapat terwujud. (MZA)