Gus Baha Perkuat Eksistensi Mushaf Standar Indonesia

Gus Baha Perkuat Eksistensi Mushaf Standar Indonesia

Sabtu, 1 November 2025 — Tangerang Selatan. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan narasumber K.H. Ahmad Bahauddin Nur Salim atau yang akrab disapa Gus Baha, Sabtu (01/11/2025). Acara yang berlangsung di Pesantren Bayt Al-Qur’an – Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ), Tangerang Selatan, ini mengangkat topik mendalam seputar Ilmu Rasm Utsmani, dengan fokus bahasan pada bab Hamzah.

Dalam forum tersebut, Gus Baha membuka penjelasan dengan mengungkapkan kompleksitas dalam pembahasan Hamzah. Menurutnya, dalam penulisan Al-Qur’an, terdapat kata-kata yang harus ditulis secara khusus agar dapat dibaca sesuai dengan berbagai riwayat bacaan (qiraat). “Hamzah itu produk takhfif, artinya bentuk keringanan dalam bacaan,” ujar Gus Baha di hadapan para peserta.

Beliau menuturkan kisah seorang Arab Badui yang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Ya Nabiallah.” Rasulullah menjawab, “Lastu binabiilah, walakinni nabiyyullahi.” Perbedaan keduanya, jelas Gus Baha, terletak pada penggunaan hamzah. Kata pertama menggunakan hamzah qatha’, sedangkan kata kedua menggunakan ya’ sebagai bentuk keringanan (takhfif) dari hamzah.

“Dari riwayat itu, Rasulullah meminta kepada Malaikat Jibril agar Al-Qur’an bisa dibaca dalam tujuh qiraat untuk menyesuaikan dengan perbedaan dialek,” lanjut Gus Baha. Ia menegaskan bahwa Ilmu Rasm tidak bisa dilepaskan dari Ilmu Qiraat karena keduanya memiliki keterkaitan historis dan fungsional dalam menjaga otentisitas bacaan Al-Qur’an.

Pembahasan pun berkembang hingga menyentuh dimensi Ilmu Qiraat. Gus Baha menegaskan, “Jumlah tujuh dalam qiraat itu bukan berarti ada tujuh bacaan Al-Qur’an. Itu hanya merujuk pada tujuh imam qiraat. Dalam praktiknya, bacaan yang masyhur hanya dua atau tiga saja.” Penjelasan yang disampaikan dengan gaya khasnya yang ringan dan jenaka membuat suasana FGD terasa hidup dan interaktif.

Selain menjelaskan sisi teknis keilmuan, Gus Baha juga menyinggung aspek spiritual dan sosial dalam mempelajari Al-Qur’an. “Bersyukurlah jika masih bisa menikmati kesalehan dengan hal-hal sederhana. Banyak orang yang harus mengeluarkan banyak harta hanya untuk mencari kesenangan, sementara kita cukup dengan ngaji Al-Qur’an sudah merasa nikmat. Itu anugerah besar yang harus disyukuri,” pesan beliau menutup sesi kedua.

Di bagian akhir, salah satu peserta mengajukan pertanyaan yang selama ini menjadi perbincangan di kalangan penggiat kajian Al-Qur’an: mengapa penulisan hamzah dalam Mushaf Standar Indonesia (MSI) tampak tidak membedakan secara jelas antara hamzah qatha’ dan hamzah washl?

Menanggapi hal tersebut, Gus Baha memberikan penjelasan mendalam. “Pembahasan hamzah dalam rasm itu sebenarnya baru dan sangat rumit. Tidak ada aturan yang benar-benar ideal. Kalau aturan dalam MSI mau diubah, justru akan menimbulkan problem baru dalam konsistensi bacaan,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa keberadaan hamzah dalam MSI merupakan hasil kompromi ilmiah untuk menampung keragaman bacaan qiraat tanpa mengorbankan keterbacaan masyarakat Indonesia.

Menanggapi hal itu, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), Dr. Abdul Aziz Sidqi, M.Ag., menegaskan bahwa penjelasan Gus Baha memberikan legitimasi akademik sekaligus penguatan terhadap keberadaan MSI. “Terima kasih, Gus Baha. Jawaban ini mengokohkan eksistensi Mushaf Standar Indonesia. Penjelasan beliau meneguhkan bahwa rumusan penulisan hamzah di MSI memiliki dasar ilmiah yang kuat dan kontekstual,” ujar Aziz menutup kegiatan FGD.

Sebagai informasi, konstruksi penulisan hamzah dalam Mushaf Standar Indonesia diklasifikasikan menjadi empat kategori:

  1. Posisi hamzah — di awal, tengah, dan akhir kata.
  2. Harakat hamzah — seperti fathah, kasrah, dhammah, fathatain, kasratain, dhammatain, dan sukun.
  3. Bentuk hamzah — berupa alif, wâw, yâ’, atau tanpa nabrah.
  4. Jenis hamzah — yaitu hamzah washl dan hamzah qatha’.

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved