Jakarta – Rabu, 28 Mei 2025, Abdul Aziz Sidqi, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Kementerian Agama RI menghadiri pertemuan strategis dengan Islamic Development Bank (IsDB). Pertemuan ini berlangsung di Kantor Office 8 Lantai 35, Senopati, Jakarta Selatan. Pertemuan ini membahas rencana pendanaan Program lanjutan terkait Mushaf Al-Qur'an Isyarat. Turut hadir dalam pertemuan ini Amar Ma'ruf (perwakilan Kementerian Luar Negeri), Nur Indah Harahap (Yayasan Ibtisamah Mulia), Rama Syahti, dan Fahri Siradz (perwakilan komunitas Teman Tuli), serta dari pihak IsDB, Amer Bukvic (Direktur IsDB Regional Hub Indonesia) dan Ibu Any Sirapurna Putri (Manajer IsDB Regional Hub Indonesia).
Dalam presentasi, Tim Al-Qur'an Isyarat memaparkan sejumlah capaian signifikan terkait pengembangan Mushaf Al-Qur'an Isyarat, sebuah karya pionir yang menjadi terobosan pertama di dunia. Mushaf ini memungkinkan komunitas tuli untuk memahami dan mengakses Al-Qur'an melalui bahasa isyarat, menjadikannya alat penting dalam memperluas aksesibilitas keagamaan. Tim juga menyampaikan berbagai program pendukung yang telah dilaksanakan.
Islamic Development Bank (IsDB) menyatakan ketertarikannya terhadap usulan tim untuk mendukung pendanaan pengembangan program ini. Amer Bukvic menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan misi IsDB untuk mendukung proyek-proyek inklusif yang berdampak sosial tinggi, khususnya dalam konteks pendidikan dan keagamaan.
Kerjasama ini diharapkan tidak hanya memperluas akses layanan publik yang ramah disabilitas, tetapi juga memperkuat pemanfaatan Mushaf Al-Qur'an Isyarat di kalangan komunitas tuli di Indonesia. Dengan adanya dukungan dari IsDB, tim berharap dapat mempercepat implementasi program di berbagai daerah, termasuk wilayah terpencil yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan keagamaan inklusif.
Langkah ini menjadi wujud nyata dari komitmen Indonesia untuk menciptakan inklusivitas keagamaan. Keberhasilan pengembangan Mushaf Al-Qur'an Isyarat tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga menegaskan posisi Indonesia sebagai pelopor inovasi keagamaan bagi penyandang disabilitas di tingkat global. Selanjutnya, tim berencana untuk menyusun proposal rinci yang akan diajukan kepada IsDB guna memastikan kelanjutan dan keberlanjutan program ini, dengan harapan dapat menginspirasi negara lain untuk mengadopsi pendekatan serupa. (Latifa)