Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) mengambil bagian dalam rangkaian peringatan 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dengan mengisi Seminar Mushaf Al-Qur’an yang diadakan pada Jumat (30/5/2025) di Aula Robitho PMDG, Ponorogo. Acara ini menjadi bagian dari Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) Nasional yang diikuti oleh ratusan santri dari 15 pondok pesantren alumni Gontor di seluruh Indonesia.
LPMQ mengutus dua orang pegawainya sebagai narasumber: Bagus Purnomo yang membawakan materi Mengenal Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia dan Zamroni Ahbab yang menjelaskan tema Digitalisasi Mushaf Al-Qur’an.
Dalam paparannya, Bagus Purnomo mengajak para santri untuk lebih mengenal sejarah penulisan mushaf Al-Qur’an sejak masa sahabat Nabi hingga era dinasti Islam. Ia juga mengenalkan empat jenis Mushaf Standar Indonesia yang diterbitkan oleh LPMQ: Mushaf Standar Rasm Utsmani, Mushaf Standar Bahriyah, Mushaf Al-Qur’an Braille untuk tunanetra, serta Mushaf Al-Qur’an Isyarat yang dirancang khusus bagi penyandang disabilitas rungu wicara.
Tak hanya mengenalkan ragam Mushaf Al-Quran Standar Indonesia, Bagus juga menggugah kepedulian para santri terhadap keberadaan penyandang disabilitas.
“Para santri harus lebih peduli kepada penyandang disabilitas, baik tunanetra maupun kaum Tuli. Dampingi mereka, perhatikan kebutuhannya, terutama dalam aspek ekonomi dan pendidikan agama,” tegas Bagus dalam sesi presentasinya.
Usai penyampaian materi, peserta seminar turut diajak mempraktikkan cara membaca Al-Qur’an isyarat yang dipandu langsung oleh Zamroni Ahbab.
Pada sesi kedua, Zamroni menjelaskan secara komprehensif tentang pentingnya digitalisasi mushaf Al-Qur’an. Ia menyebutkan bahwa digitalisasi adalah proses konversi mushaf cetak ke dalam format digital agar lebih mudah diakses melalui berbagai perangkat.
“Digitalisasi mushaf Al-Qur’an melibatkan tiga tahap utama, yaitu pemindaian halaman mushaf, pengkodean teks dari gambar ke teks digital, serta penyimpanan dalam format unicode,” jelas Zamroni.
Ia juga menambahkan bahwa santri yang memiliki keterampilan menulis kaligrafi Arab bisa berkontribusi dalam proses digitalisasi ini dengan membuat font huruf Arab yang dapat digunakan secara global.
“Ini peluang besar bagi santri untuk menjadikan karya kaligrafinya sebagai font Arab Unicode yang bisa digunakan di berbagai software dan platform pembaca Al-Qur’an di seluruh dunia,” tambah Zamroni.
Seminar ini menjadi salah satu momen penting dalam MAQ Nasional yang digelar PMDG sebagai bagian dari perayaan Milad 1 abad. Acara MAQ berlangsung dari Senin (26/5) hingga Sabtu (31/5) 2025 dan diikuti oleh pesantren dari Forum Pondok Alumni Gontor (FPAG) serta pesantren program Mu’adalah Mu’allimin.