Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama RI menggelar kegiatan Penjaminan Mutu dan Evaluasi Kegiatan (PMEK) pada Kamis (22/5/2025) di Jakarta Timur. Kegiatan rutin triwulanan ini bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi progres kinerja serta memastikan capaian target lembaga berjalan sesuai rencana.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Kepala LPMQ, Dr. Abdul Aziz Sidqi, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Muhammad Musadad, para Ketua Tim Kegiatan, serta pegawai penanggung jawab administrasi. Dalam kegiatan ini, terdapat tiga pokok bahasan utama yaitu realisasi anggaran, capaian output, dan capaian kinerja (perkin), dengan fokus diskusi lebih mendalam pada capaian perkin.
Fatimah, Fungsional Perencana LPMQ, dalam laporannya memaparkan bahwa terdapat tujuh sasaran utama dalam Perkin tahun 2025. Pertama, peningkatan kualitas pengelolaan ASN yang dinilai melalui jumlah pelatihan dan pendidikan yang diikuti pegawai. Kedua, peningkatan tata kelola perbendaharaan dan pelaksanaan anggaran yang telah tercapai 100%. Ketiga, kualitas pelaksanaan Reformasi Birokrasi dengan nilai laporan kinerja mencapai 94% lebih.
“Keempat, kualitas perencanaan dan anggaran yang juga tercapai 100 persen, meskipun nilai perencanaan dari aplikasi SMART DJA belum dirilis,” ungkap Fatimah.
Sasaran kelima hingga ketujuh meliputi peningkatan tata kelola perpustakaan, arsip, serta layanan pengadaan barang/jasa; kualitas sistem informasi dan data; serta peningkatan layanan pentashihan, pengkajian, dan edukasi Al-Qur’an.
“Capaian Perkin Triwulan I mencapai 39%, melebihi target semula yang hanya 25%. Ini prestasi yang patut diapresiasi,” jelas Fatimah.
Menanggapi laporan tersebut, Kepala LPMQ Abdul Aziz Sidqi menekankan pentingnya sinergi seluruh elemen lembaga untuk menjaga ritme kinerja.
“PMEK ini penting agar semua tahu progres kegiatan. Kalau ada perkin yang belum maksimal, segera disupport. Kalau perlu anggaran tambahan, kita realokasikan,” tegas Aziz. “Saya mohon betul, semua harus berperan aktif. Kita akan cek lagi bulan Juli mendatang.”
Aziz juga memberi arahan khusus kepada para Ketua Tim agar intens berkoordinasi dengan bagian Tata Usaha. “Bapak Ibu adalah pemegang kegiatan sebagai ketua tim. Mohon terus menjalin komunikasi dengan tim perencana di TU agar pelaksanaan sesuai dengan rencana awal,” ujarnya.
Dalam arahannya, Aziz turut menyinggung perlunya evaluasi Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL), khususnya anggaran PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Menurutnya, anggaran peningkatan kompetensi pentashih perlu direvisi karena kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan. “Segera realokasi untuk pengadaan perlengkapan pegawai baru,” tambahnya.
Terkait pengelolaan Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI), Aziz menginstruksikan pembaruan konten Tour Virtual BQMI 360°. “Update kontennya agar sesuai kondisi terkini. Jangan gunakan lagi konten lama yang sudah tidak relevan,” pesannya.
Lebih lanjut, Aziz juga menyoroti Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di layanan pentashihan, terutama soal ketepatan waktu pelayanan. “Mohon cek kembali IKM. Nilai terendah masih di aspek ketepatan waktu. Tanpa mengurangi kualitas dan ketelitian, pelayanan harus tetap tepat waktu,” tegasnya.
Aziz juga menaruh perhatian serius pada penyempurnaan Tafsir Tahlili Kemenag, termasuk penyusunan tafsir ekoteologi. “Ini produk penting dan menjadi taruhan kita ke depan. Mohon dikawal secara maksimal,” tandasnya.