Jakarta — Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) menerima kunjungan rombongan Persatuan Pustakawan Malaysia (PPM) dalam kegiatan tur penandaarasan pada Senin, (27/10/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari praktik terbaik Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) dalam pelestarian ilmu pengetahuan, pengelolaan koleksi, dan pengembangan warisan Islam di Indonesia.
Rombongan berjumlah 17 orang dan dipimpin oleh Nor Azzah binti Momin, Ketua Komite Perpustakaan Islam (JKPIM) PPM. Para peserta mewakili tujuh institusi penting di Malaysia, yakni Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM), Universiti Malaya (UM), Universiti Sultan Azlan Shah (USAS), Universiti Teknologi MARA (UITM), Kolej Islam Teknologi Antarabangsa Pulau Pinang (KITAB), serta Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan (MAIK).
Eksplorasi Koleksi dan Pengenalan Inovasi
Kunjungan berlangsung dari pukul 15.00 hingga 17.30 WIB. Dipandu oleh Muhammad Luthfi, kegiatan diawali dengan penelusuran ruang pamer utama BQMI yang menampilkan berbagai koleksi, seperti mushaf Al-Qur’an, naskah kuno, dan mushaf berukuran besar.
"Selain menampilkan keindahan dan sejarah mushaf, kami juga memperlihatkan komitmen LPMQ terhadap aksesibilitas. Produk seperti Mushaf Isyarat dan Al-Qur'an Braille merupakan inovasi penting kami untuk memastikan nilai-nilai Qur'ani dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk saudara-saudara kita difabel," ujar Muhammad Luthfi.
Selanjutnya, rombongan mengikuti sesi di Ruang Audiovisual. Di ruangan ini, peserta mendapatkan penjelasan langsung mengenai tugas dan peran LPMQ dalam pentashihan, pengkajian, dan pengembangan Al-Qur’an, yang disampaikan oleh Kepala LPMQ, Dr. H. Abdul Aziz Sidqi, M.Ag.
Dalam kesempatan tersebut, turut diperkenalkan berbagai inovasi layanan BQMI, seperti penerapan Konsep GLAM Qur’ani (Gallery, Library, Archive, and Museum), aplikasi ePublication Mitranetra, serta produk inklusif seperti Mushaf Isyarat dan Al-Qur’an Braille yang telah dikembangkan sejak tahun 1974.
Menariknya, rombongan PPM juga berkesempatan belajar langsung membaca Al-Qur’an dengan bahasa isyarat, dipandu oleh Deni Hudaeny Ahmad Arifin yang merupakan salah satu pentashih di LPMQ. Sesi interaktif ini menjadi pengalaman baru bagi para pustakawan Malaysia untuk memahami bagaimana nilai-nilai Qur’ani dapat diakses oleh penyandang disabilitas.
Komitmen LPMQ terhadap Inklusivitas
Kepala LPMQ menjelaskan bahwa LPMQ tidak hanya bertanggung jawab dalam pentashihan dan pengkajian Al-Qur’an, tetapi juga terus berinovasi dalam pengembangan layanan inklusif.
“Melalui tur ini, kami ingin menunjukkan bahwa LPMQ bertanggung jawab penuh atas pentashihan dan pengkajian Al-Qur'an. Selain itu, kami terus berupaya mengembangkan pelayanan inklusif, bahkan pelayanan Al-Qur'an Braille sudah kami mulai sejak 1974, dan kini diperkuat dengan Mushaf Isyarat sebagai produk inklusif, serta aplikasi seperti ePublication mitranetra," jelas Aziz.
Para anggota PPM yang merupakan pustakawan profesional dari berbagai universitas Malaysia mengaku terkesan dengan sistem dokumentasi, pelestarian koleksi, serta inovasi layanan inklusif di BQMI.
“Tujuan daripada kunjungan ini ialah benchmarking visit untuk mempelajari cara LPMQ mengelola dan mengembangkan inovasi dalam bidang Al-Qur’an, termasuk penerapan Mushaf Isyarat. Kami sangat terinspirasi dengan pendekatan yang dilakukan,” tutur Nor Azzah, pimpinan rombongan, dalam sesi penutup kunjungan.
Pererat Kerja Sama Regional
Kunjungan Persatuan Pustakawan Malaysia ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan LPMQ Kementerian Agama RI untuk mempererat kerja sama kebudayaan dan profesional antar lembaga di kawasan Asia Tenggara. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin pertukaran pengetahuan dan kolaborasi edukatif, khususnya dalam penguatan akses inklusif terhadap materi keagamaan di masa mendatang. [Devya]

