Jakarta, 29 Oktober 2025 — Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama menggelar Sidang Penyusunan Modul Pembelajaran Al-Qur’an Isyarat (MQI) ke-4 yang berlangsung di Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala LPMQ, Dr. H. Abdul Aziz Shidqi, M.A., serta para pakar, praktisi, dan perwakilan lembaga yang berperan dalam pengembangan Mushaf Al-Qur’an Isyarat. Turut hadir sebagai narasumber di antaranya Al Islamabad dan Joan Nur Halim dari Rumah Qur’an Isyarat (RQI), Rama Syahti, Fachri Siradz, dan Aprizar Zakaria dari Majelis Ta’lim Tuli Indonesia (MTTI), Nur Indah Harahap dari Ibtisamah Mulia, Gufroni Sakaril dari Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Muhammad Isnaini, serta Farid Aziz dan Rully Anjar sebagai JBI

Dalam arahannya, Aziz menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai keutuhan dan semangat kebersamaan dalam penyusunan modul ini. “Pada bagian sejarah, kita sepakat untuk tidak menampilkan hal-hal yang bersifat konflik. Fokus kita adalah menghadirkan narasi yang edukatif, positif, dan membangun semangat inklusif,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa Mushaf Al-Qur’an Isyarat (MQI) merupakan hasil kerja kolaboratif dari berbagai kalangan — baik akademisi, komunitas disabilitas, ulama— dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an sebagai fasilitator. “MQI ini bukan hasil kerja perorangan atau kelompok tertentu, melainkan karya bersama yang lahir dari semangat untuk menghadirkan layanan literasi kitab suci bagi masyarakat khususnya bagi teman-teman PDSRW,” tegasnya.

Menutup arahannya, Aziz menyampaikan harapan agar Mushaf Al-Qur’an Isyarat dapat terus dikembangkan dan dikenal secara global. “Tugas kita berikutnya adalah bagaimana MQI bisa go international, sehingga mushaf ini dapat dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas, khususnya komunitas disabilitas di berbagai negara,” pungkasnya.