Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama melanjutkan penyusunan Modul Mushaf Al-Quran Isyarat (MQI). Giat dalam format Full Day tersebut menyepakati penyusunan 5 modul MQI sebagai berikut, Modul Sejarah Mushaf Al-Qur’an Isyarat, Modul Metode Kitabah, Modul Metode Tilawah, Modul Budaya Tuli, dan Modul Kamus Kosakata Isyarat.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai elemen penting, mulai dari komunitas Tuli, Juru Bahasa Isyarat (JBI), guru Sekolah Luar Biasa (SLB), hingga tim sekretariat LPMQ. Kehadiran para penyandang disabilitas rungu wicara (PDSRW) dalam proses penyusunan modul ini menjadi penegas bahwa MQI disusun dari dan untuk komunitas Tuli.
Ketua Tim Penyusunan Modul, Deni Hudaeny, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari rangkaian inisiatif yang sudah dimulai sejak 2021.
“Kegiatan di tahun 2025 ini merupakan pengembangan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, khususnya dalam mendukung literasi Al-Qur’an bagi penyandang disabilitas rungu wicara,” jelas Deni, Senin (21/07/2025) di Jakarta Timur.
Deni menyebut, selain sebagai panduan pengajaran dalam pelatihan Training of Trainer (ToT), modul-modul ini juga menjawab kebutuhan akademik yang selama ini muncul. “Teman-teman mahasiswa S1, S2, dan para akademisi lainnya banyak yang menanyakan tentang sejarah Mushaf Al-Qur’an Isyarat. Modul ini akan menjadi rujukan ilmiah yang dapat diakses oleh mereka,” ujarnya.
Modul Sejarah MQI, lanjut Deni, akan menjawab pertanyaan fundamental seputar latar belakang, siapa penyusunnya, bagaimana proses penyusunannya, serta mengapa Kementerian Agama merasa perlu mengembangkan MQI.
“Modul ini kami susun dengan prinsip 5W 1H. Apa itu MQI? Mengapa perlu dibuat? Siapa yang menyusun? Kapan dimulai? Dan bagaimana prosesnya? Semua akan dijelaskan di sana,” terangnya.
Dua metode utama yang digunakan dalam pembelajaran MQI adalah Metode Kitabah dan Metode Tilawah. Metode Kitabah berbasis sistem isyarat berdasarkan huruf, harakat, dan tanda baca sesuai Mushaf Standar Indonesia. Sedangkan Metode Tilawah lebih berfokus pada pelafalan melalui gerakan tangan dan jari yang mengikuti kaidah tajwid.
Sementara itu, pada Kamus Kosa Isyarat, LPMQ telah merilis dua jilid sebelumnya: Jilid 1: Mengenal Nama-Nama Surah Al-Qur’an dann Jilid 2: Istilah Seputar Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid
Khusus untuk Modul Budaya Tuli, Deni menekankan pentingnya pemahaman terhadap cara hidup dan kebiasaan masyarakat Tuli. “Dalam berkomunikasi, perlu diperhatikan aspek visual seperti pencahayaan, kontak mata, lambaian tangan, dan berbagai ekspresi khas Tuli. Budaya ini tidak bisa diabaikan dalam penyusunan dan penyampaian MQI,” tandasnya.
Dengan disusunnya modul-modul tersebut, Deni berharap akan memudahkan pemerintah dalam menyemai guru-guru pengajar Mushaf Al-Qur'an Isyarat. Ia juga menyampaikan modul-modul ini akan diselesaikan tahun 2025.