Devotion Experience (Dev-X) yang digelar di JCC Jakarta, 5-7 Januari 2024, menandai puncak peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 Kementerian Agama. Momen tersebut dimanfaatkan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) untuk mengedukasi Masyarakat tentang pentashihan mushaf Al-Qur’an.
“Salah satu layanan LPMQ yang ditampilkan di even Dev-X adalah layanan Pentashihan, yang kita kemas dalam bentuk Challenge Tashih. Alhamdulillah, challenge Tashih berhasil menarik minat puluhan pengunjung untuk mengikuti. Tentu, ada hadiah juga yang kita sediakan, ” terang Kepala Sub bagian Tata Usaha, Muhammad Musadad Sidqi.
Menurut Musadad, LPMQ sering melakukan kegiatan seperti ini di forum-forum publik. Tujuannya, untuk memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat tentang apa yang dilakukan pemerintah terhadap Al-Qur’an sebelum dicetak dan diedarkan kepada masyarakat. Selain itu, lanjut Musadad, kita ingin mengajak langsung masyarakat untuk terlibat dan merasakan langsung proses mengoreksi Al-Qur'an.
“Melalui challenge Tashih ini, sebetulnya kita ingin mengedukasi masyarakat tentang Mushaf Standar Indonesia (MSI). Apa ciri khasnya, bagaimana rasm, dhabt, dan tanda waqafnya, dan lainnya,” jelas bapak tiga anak Asal Lamongan itu menambahkan.
Menurut Mundzir, pegawai LPMQ yang bertugas mengkoordinir challenge Tashih, di even Dev-X ini panitia telah menghabiskan puluhan lembar kertas berisi teks ayat Al-Qur’an untuk ditashih. Teks ayat Al-Quran yang ditashih adalah QS. Yusuf: 1-5.
“Lembaran yang kita sediakan berisi Surah Yusuf 1-5. Di setiap lembar, kami sudah mencatat ada 19 titik kesalahan; baik pada aspek harakat, dhabat, Rasm, atau tanda waqafnya,” jelas Mundzir.
“Tugas pengunjung yang mengikuti challenge ini adalah mencari kesalahan-kesalahan tersebut. Yang bisa menemukan minimal 15 kesalahan kita beri hadiah Al-Qur’an,” imbuhnya menjelaskan.
Mundzir mencatat, rata-rata peserta challenge pentashihan menghabiskan waktu selama 15-20 menit untuk menyelesaikan tugasnya. Bahkan, bisa lebih, tergantung kejelian dan ketelitian masing-masing peserta.
“Peserta yang sering membaca Al-Qur’an atau santri yang hafal Al-Qur’a bisa lebih cepat, pak. Kalau untuk lansia umumnya memerlukan waktu yang cukup lama,” kata Mundzir.
Selesai mengoreksi lembaran challenge, petugas pendamping menyampaikan penjelasan kepada peserta di mana letak kesalahan, menjelaskan kesalahannya, dan memberikan catatan yang benar. Hal Ini sekaligus sebagai edukasi kepada para peserta dan pengunjung kegiatan untuk mengenal Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia.
“Selain edukasi tentang MSI, kegiatan ini terbilang unik juga. Paling tidak, sejenak bisa mengajak peserta berinteraksi dengan Al-Quran di tengah hiruk-hiruk suasana Dev-X.”, tandas Mundzir.
Editor: Agus N