Hari Amal Bakti (HAB) ke-75 Kemenag mengambil tema Indonesia Rukun. Rukun adalah sebuah kondisi yang baik dan damai. Sebuah keadaan yang didambakan oleh setiap manusia. Seperti dimaksud dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata rukun berarti "baik dan damai, bersatu hati, bersepakat; tidak bertengkar," dalam hal pertalian persahabatan dan sebagainya.

Dalam konteks keindonesiaan, rukun dapat dimaknai dengan bersatunya hati segenap rakyat Indonesia bersama pemerintah dalam rangka menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan suksesnya pembangunan nasional.

Term rukun dalam Islam identik dengan istilah at-tasamuh atau toleransi. Toleransi dalam arti saling memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri dalam bingkai persaudaraan. Dalam toleransi ini semua komponen warga negara saling menjaga kebaikan dan kedamaian hidup bersama, tanpa menafikan perbedaan agama, suku, ras, maupun bahasa.

Pada perbedaan primordial tersebut masing-masing individu harus saling menghormati, menghargai, dan melindungi dalam sebuah kesadaran yang sama; bahwa perbedaan adalah kehendak Tuhan. Sebagai hamba, tugas manusia adalah saling menghargai perbedaan tersebut, sehingga perbedaan bukan menjadi sumber perpecahan, tetapi dapat dikelola menjadi sumber utama kerukunan.

Namun demikian, Islam tetap memberikan batasan-batasan, bahwa sikap toleran tersebut hanya pada aspek sosial kemasyarakatan, bukan dalam bidang akidah atau keimanan. Karena dalam akidah ada garis tegas yang tidak boleh dilanggar. Dalam hal ini, toleransi tidak boleh kebablasan menjadi sinkretisme. Sebatas saling menghormati dan menghargai, tidak boleh menghinakan satu dengan yang lain. Ada pun dalam hal sosial kemasyarakatan, Islam mengajarkan, setiap manusia harus saling tolong menolong tanpa melihat perbedaan agama, suku, ras ataupun golongan. 

Semoga Kemenag dapat terus berperan aktif  menciptakan kerukunan di negeri ini, sehingga menjadi negeri yang makmur, masyarakatnya rukun dan damai di bawah limpahan kasih sayang Allah SWT. Amin. [bp]