Ini Arahan Kepala LPMQ kepada Tim Penulis Mushaf Gontor

Ini Arahan Kepala LPMQ kepada Tim Penulis Mushaf Gontor

Setelah mengikuti rangkaian puncak acara Peringatan 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dari pagi hingga siang, pada malam harinya, setelah salat Isya', Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) mengadakan meeting bersama tim penulis Mushaf Gontor. Kegiatan dilaksanakan untuk memberikan arahan khusus terkait hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penulisan master mushaf Al-Qur'an.

Mengawali arahannya, Aziz mengatakan bahwa menulis Al-Qur'an 30 juz membutuhkan effort yang besar; selain waktu, tenaga, dan fokus juga diperlukan tim yang solid.

"Menulis teks mushaf Al-Quran yang baru butuh usaha ekstra. Penulis harus sabar dan teliti. Selain itu, harus ada tim yang membantu. Tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada yang membaca ulang hasil tulisan. Memeriksa tanda baca, dhabt, tanda waqaf dan sebagainya," terang Aziz, Rabu (27/10) di Gontor, Ponorogo.

Kedua, karena teks Al-Qur'an yang akan ditulis merujuk pada Mushaf Standar Indonesia (MSI), Aziz mengingatkan agar tim penulis merujuk pada MSI cetakan yang paling terakhir. Mengingat, pada tahun 2018 Kementerian Agama pernah melakukan kajian penyempurnaan rasm MSI. Saat itu, ada 186 penulisan yang disesuaikan. Dan hingga sekarang, mushaf-mushaf yang dicetak sebelum rasm MSI disempurnakan masih banyak yang beredar.

"Pastikan mushaf yang ditulis mempedomani MSI edisi terbaru, yang sudah disempurnakan rasm usmaninya, termasuk dalam penulisan nama-nama surah" kata Aziz mengingatkan.

Ketiga, penulis atau kaligrafer mushaf idealnya satu orangnya saja. Agar teks yang dihasilkan selaras. Dan tugasnya hanya menulis dengan teliti dan hati-hati. Kaligrafer tidak boleh dibebani tugas lain seperti, membaca ulang teks yang ditulis, memeriksa kelengkapan tanda dhabt atau tanda-tanda lain yang seharusnya ada dalam lembar mushaf. Tugas itu menjadi tanggung jawab tim lain.

"Semakin banyak tim yang membantu, semakin baik. Kaligrafer fokus saja pada penulisan teks. Jangan mengurusi yang lain. Apalagi sampai membuat iluminasi," jelas Aziz melanjutkan arahan.

Keempat, menyusun target waktu penyelesaian penulisan yang wajar. Terlebih, pimpinan Pondok Modern Gontor sudah menyampaikan bahwa Mushaf Gontor akan dilaunching pada tahun 2026, bersamaan dengan milad Pondok Gontor yang ke-100 dalam hitungan Masehi. Selain itu, agar penulisan mushaf tersebut benar-benar rampung.

"Ada beberapa pesantren, yang santrinya mencoba menulis Al-Qur'an tapi berhenti di tengah jalan. Tidak tuntas 30 juz. Sehingga, harus ditetapkan target penyelesaiannya," kata Aziz menekankan.

Kelima, tim penyusun komponen tambahan dalam mushaf, tim pembuat iluminasi, dan tim digitalisasi sudah bisa mulai bekerja. Tidak perlu menunggu penulis teks utama selesai 30 juz agar waktu penyelesaiannya selaras.

Keenam, tetap menjalin komunikasi dan koordinasi LPMQ selama proses penulisan. Pihak LPMQ akan membantu menyediakan tim pentashih untuk mengawal kesahihan teks dari kesalahan.

"Kita tetap koordinasi. LPMQ siap mendukung kegiatan ini, karena ini adalah tanggung jawab kami," tegas Aziz.

Ketujuh, setiap tim harus menyadari bahwa yang sedang ditulis adalah Kalamullah. Maka, hendaknya bersikap tawadhu. Tidak boleh meremehkan, apalagi sombong yang berakibat pada terjadinya kesalahan.

"Ini pesan Kiyai Ahsin, semuanya harus tawadhu. Tidak boleh meremehkan proses penulisan atau pemeriksaan hasil tulisan Al-Qur'an. Pasti terjadi kesalahan. Ini sudah terjadi berkali-kali," tandas Aziz meyakinkan. [bp]

Editor: Mustopa

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved