Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Prof. Amin Suyitno, M.Ag didampingi Kasubbag TU Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) H. Muhammad Musadad, MA dan Ketua Tim Kegiatan Penyusunan Mushaf Al-Qur’an Isyarat bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW), H. Deni Hudaeny, Lc., membuka kegiatan Penyusunan Mushaf Al-Qur’an Isyarat dan Kamus Kosaisyarat Ke-Islam-an bagi PDSRW yang diselenggarakan oleh LPMQ, pada hari Selasa, 13 Juni 2023 di Hotel Santika Premier Hayam Wuruk Jakarta.
Ketua Tim Kegiatan Penyusunan Mushaf Al-Qur’an Isyarat bagi PDSRW, H. Deni Hudaeny, Lc., MA melaporkan “Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Santika Premier tanggal 13-15 juni 2023. Hal ini dalam rangka untuk menjalankan amanah UU No. 25 tahun 2009 dan UU No. 8 tahun 2016 tentang Disabilitas. Bahwa penyandang disabilitas mendapatkan hak Keagamaan. Kami melakukan kegiatan ini dengan metode FGD melalui kelompok kerja dengan penyesuaian terhadap Mushaf Al-Qur’an yang ditashih. Kita akan mentashih Mushaf Al-Qur’an Isyarat metode Kitabah pra cetak juz 7, 8, 9. Kelompok kosaisyarat akan mendiskusikan sekitar 50-60 kosaisyarat baru serta deskripsi beberapa nama surah.”
Dalam sambutannya, Prof Amin menyampaikan, “ Banyak hal yang bisa kita petik dari kegiatan ini. Bukan hanya bahwa negara telah anti diskriminatif, tapi kita jadi memahami bahwa pesan itu lebih mudah dipahami ketika disampaikan dengan isyarat daripada dengan verbal, hal ini sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Isyarat itu sesungguhnya bukan hanya berlaku bagi orang yang berkebutuhan khusus namun juga bagi orang yang tidak berkebutuhan khusus.Yang kemudian menarik adalah isyarat ini juga berlaku pada Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah tibyaanan likulli syai’. Bahkan dalam Al-Qur’an terdapat banyak isyarat yang harus difahami oleh siapapun karena Al-Qur’an adalah kitab yang solutif. Sehingga siapapun dapat memahami dan berusaha memahami dengan berbagai tingkat kecerdasannya. Banyak isyarat-isyarat dalam Al-Qur’an yang harus diungkap dengan belajar, baik bagi orang yang berkebutuhan khusus maupun tidak.”
Selanjutnya, Prof Amin menambahkan, “Dalam konteks Al-Qur’an. Konsep pertamanya adalah Al-Qur’an itu hudallinas. Jadi bisa dijadikan petunjuk oleh semua manusia. Siapapun kita asal namanya manusia kita berhak mendapatkan petunjuk dari Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai paket komplit itu juga bisa dipersepsi dengan sesuatu yang sifatnya gampang. Ada pesan menarik dari Gus Baha’ bahwa betapa Islam itu sebagai agama yang memberikan pengayoman kepada semuanya. Keberagaman itupun juga diberi justifikasi oleh Al-Qur’an. Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Hujurat: 13, bahwa Allah menciptkan manusia dalam kondisi beragam. Dapat kita lihat dari tampilan dhahirnya seperti cara berpakaian dan lain-lain. Maka surga itu menjadi peluang bagi kita semua dengan semaksimal mungkin kemampuan kita, baik yang berkebutuhan khusus maupun tidak.”
“Saya doakan semoga ini semua bisa membantu bagi PDSRW, semoga teman-teman juga bisa bertambah ilmunya,” pungkas Kepala Balitbang.
Editor: Agus N