Jakarta (06/06/2014) – Syaikh Hassan Abdul Qadir Murchie, seorang pakar Al-Qur’an Braille dari Afrika Selatan yang juga pendiri Madrassa An Noor for the Blind berkunjung ke Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an didampingi beberapa pengurus Yayasan Raudlatul Makfufin untuk melakukan studi banding mushaf Al-Qur’an Braille.
Madrassa An-Noor for The Blind adalah salah satu anggota International Union of Braille Quran Service (IBQS), sedangkan Raudlatul Makfufin adalah anggota IBQS dari Indonesia. IBQS merupakan organisasi non pemerintah berpusat di Istanbul, Turki, dengan misi memperkenalkan Al-Qur’an Braille ke seluruh dunia.
Saat ini, demikian dikatakan Syaikh Hassan, sedang ada upaya unifikasi sistem penulisan Al-Qur’an Braille secara internasional yang dilakukan oleh perhimpunan negara-negara Islam seperti Turki, Afrika Selatan, India, Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Pakistan, Iran, Mesir, Yaman, Yordania, Inggris, dan Palestina. Mushaf Al-Qur’an Braille Indonesia menjadi salah satu referensi dalam proses unifikasi sistem penulisan Al-Qur’an Braille.
Syaikh Hassan juga mengapresiasi perhatian pemerintah Indonesia melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an yang membantu para tunanetra Muslim Indonesia dalam memahami Al-Qur’an sebagai sumber panduan kehidupan dengan menyusun Al-Qur’an Braille dan Terjemahnya dalam bahasa Indonesia.