Ada pesan khusus yang disampaikan Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ), H. Abdul Aziz Sidqi, MA kepada pentashih mushaf Al-Qur'an  dalam kegiatan Full Day Penjaminan Mutu Profesi JF Pentashih Mushaf Al-Qur'an. Aziz minta kepada seluruh pentashih meningkatkan kualitas pentashihan mushaf Al-Qur'an sekaligus pengawasan percetakan, penerbitan, dan peredaran Al-Qur'an di masyarakat.

"Dalam mentashih, jangan sekali-kali menganggap remeh naskah, apapun jenisnya; baik naskah lama, apalagi naskah baru. Semua jenis mushaf harus ditashih sungguh-sungguh sampai zero mistake," tegas Aziz berpesan, pada hari Selasa, (17/01) di Jakarta Timur.

"Jangan sampai terjadi ada mushaf yang sudah ditashih, sudah mendapat Surat Tanda Tashih ditemukan kesalahan. Mentashih harus teliti dan hati-hati. 1 mushaf Al-Qur'an tidak cukup ditashih 1 orang, harus beberapa orang dan berulang," tambahnya jelas.

Selain peningkatan kualitas pentashihan, Aziz juga mendorong ditingkatkannya kualitas pembinaan dan pengawasan. Tugas ini menjadi bagian dari pelaksanaan PMA NO. 44  Tahun 2016.

"Pembinaan dan pengawasan di internal maupun eksternal harus lebih baik lagi. Tingkat ketaatan penerbit untuk mentashih harus dikawal. Masih banyak penerbitan yang tidak mentashihkan ulang, bahkan menerbitkan mushaf dengan Surat Tanda Tashih yang lama," ungkap Aziz.

Adapun yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama adalah persoalan data: berapa oplah sesungguhnya penerbitan Al-Qur'an di Indonesia dan jumlah mushaf yang beredar di masyarakat selama satu tahun? "LPMQ belum memiliki data yang valid terkait hal ini. Kedepan harus ada cara untuk memperoleh data tersebut. Ini juga menjadi salah satu tugas pengawasan," kata Aziz mengingatkan.

"Pentashihan ini adalah salah satu layanan yang ada di Balitbang, ingat pesan Menteri Agama semua layanan di Kemenag harus mudah, cepat, dan murah," pungkasnya. [bp]

Editor: Mustopa