Bekasi (26/09/2019) – LPMQ menyelenggarakan sidang penyusunan tafsir ayat kauniyah (tafsir ilmi) untuk pertamakalinya pada tahun 2019, yang diadakan di Hotel Horison, Bekasi dari tanggal 26 - 28 September. Dalam sambutannya, Kepala LPMQ Muchlis M. Hanafi menyatakan bahwa penyusunan buku tafsir ilmi ini merupakan “generasi” ketiga.
Generasi pertama adalah ketika kajian tafsir yang menghasilkan Tafsir Tahlili sebanyak 10 plus 1 jilid. Dalam tafsir tersebut disisipkan pembahasan sains pada ayat-ayat kauniyah. Produk tersebut sering dijadikan cinderamata oleh SBY sewaktu menjabat Presiden. Kajian penyusunan Tafsir Tahlili dilaksanakan pada rentang tahun 2004 – 2008.
Generasi kedua adalah kajian Tafsir Ilmi yang menghasilkan 19 judul, yang dilaksanakan pada tahun 2008 – 2016. Produk tersebut mendapat sambutan yang baik oleh masyarakat baik kalangan umum maupun akademik. Bahkan Tafsir ilmi dijadikan referensi untuk bahan ajar di tingkat SLTA. Pihak swasta pun ikut berkontribusi dalam mencetak Tafsir Ilmi.
Sementara dalam generasi ketiga, penyusunan Tafsir Ilmi dimulai tahun 2019 ini. Hasil dari kajian penyusunan Tafsir Ilmi ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam penyusunan tafsir ilmi yang diusulkan Brunei Darasussalam dalam forum MABIMS (Majelis Agama Islam Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Penyusunan Tafsir Ilmi kali ini dibahas oleh tim pakar yang merupakan gabungan antara Tim Syar’i dan Tim Ilmi yang masing-masing beranggotakan tiga orang. Tim Syar’i beranggotakan Muchlis M. Hanafi selaku Kepala LPMQ, Prof. Dr. Darwis Hude, M.Sc., dari Pascasarjana PTIQ, dan Dr. Saifuddin, MA dari Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Sementara anggota Tim Ilmi terdiri atas Dr. Anom Bowolaksono dari Universitas Indonesia, Dr. Lulu Lusianti Fitri dan Dr. Sony Heru Sumarsono, keduanya merupakan dosen ITB Bandung. Direncanakan sidang kajian Tafsir Ilmi dilaksanakan dalam 4 kali yang menghasilkan dua tema besar tentang Manusia dan Laut. (FZ)