Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI) bekerja sama dengan Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits Pondokgede, Bekasi menyelenggarakan kegiatan BQMI Goes to Pesantren. Acara ini dilakukan dalama rangka mengisi masa classmeeting setelah para siswa yang bersekolah di pesantren tersebut selesai melaksanakan ASAS (Asesmen Sumatif Akhir Semester), Kamis (11/12/2025).
Dalam kegiatan ini, BQMI hadir di Pesantren Mahasina mengangkat tema Sejarah Penulisan dan Penyalinan Mushaf Al-Qur’an. Beberapa koleksi dihadirkan agar pengunjung stan mendapatkan visualisasi yang jelas bagaimana bentuk perkembangan teks Al-Qur’an yang mengalami perkembangan hingga masa sekarang.
Selain materi pameran dan koleksi, BQMI juga menghadirkan beberapa film karya Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama RI yang diputar selama kegiatan. Beberapa film tersebut antara lain Sejarah Penulisan dan Penyalinan Mushaf Al-Qur’an masa awal, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Sains dan Al-Qur’an, Penciptaan Bumi dalam Perspektif Sains dan Al-Qur’an, dan lainnya.
Pada pembukaan pameran, Ibu Nyai Hj. Dra Badriyah Fayumi, Lc, MA selaku pengasuh pesantren yang memiliki pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) dalam sambutannya menyampaikan bahwa Mahasina memiliki kaitan erat dengan BQMI sehingga kehadiran BQMI di Mahasina adalah hal yang sangat bagus.
“Abah (suami, Drs. KH. Abu Bakar Rahziz, M.A.) dulu sudah menjadi salah satu panitia seminar internasional yang diselenggarakan pada Festival Istiqlal II tahun 1995. Sedangkan Bayt Al-Qur’an (BQMI) ini juga merupakan kelanjutan dari festival itu. Jadi, ini kita memiliki ikatan sejarah yang kuat,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan BQMI ini sangat bagus untuk menambah wawasan pemahaman para santri tentang sejarah perkembangan Al-Qur’an sejak tulisan Arab belum ada harakat, tanda titik, dan lainnya hingga bisa menjadi seperti mushaf yang beredar sekarang.
“Nanti para santri ini, semuanya, harus melihat di tempat pameran. Di sana bisa dilihat koleksinya seperti apa huruf Arab zaman dulu sampai sekarang. Alhamdulillah kita juga mendapat souvenir buku-buku tafsir dan yang berkaitan dengan Al-Qur’an yang akan diberikan untuk perpustakaan kita. Jadi, santri nanti semua juga bisa membaca di perpustakaan. Kami menyampaikan terima kasih banyak kepada BQMI atas program kegiatan dan bantuannya. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin,” tutur Badriyah.
Perempuan yang juga aktif di Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) ini juga merasa sangat senang dan bangga atas terselenggaranya BQMI Goes to Pesantren ini. Kebanggaannya antara lain karena dalam kegiatan ini BQMI melibatkan mahasiswa magang di BQMI dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA).
“Saya sangat senang. Ternyata kegiatan ini tidak hanya antara BQMI dan Mahasina, tetapi juga ada UNUSIA. Jadi, sebenarnya kita juga berkaitan semua. Yang dari UNUSIA ini beberapa adalah alumni Mahasina seperti mbak Nanda, Alya, dan Jumi, diajak ke sini juga. Jadinya ini trio, yaitu BQMI, UNUSIA, dan Mahasina. Sangat bagus untuk kita kerja sama dalam program edukasi,” ungkapnya.
BQMI dalam acara pembukaan pameran diwakili oleh Liza Mahzumah, Ketua Tim Pengelolaan BQMI. Ia menyampaikan bahwa kegaitan BQMI Goes to Pesantren ini merupakan salah satu upaya BQMI memberikan edukasi kepada masyarakat selain menyelenggarakan pameran di museum.
“Kita melakukan pameran dalam beberapa bentuk seperti pameran tetap di museum, pameran keliling di acara MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) Nasional, dan lainnya. Dalam pameran nanti santri-santri bisa bertanya-tanya kepada petugas,” katanya.
Ia sangat senang disambut dengan baik dari Pesantren Mahasina sehingga persiapan semuanya berjalan baik. BQMI yang juga melibatkan mahasiswa magang yang bertujuan memberikan pengalaman kerja di lapangan bagaimana BQMI melakukan pameran.
“Kita sengaja mengajak mahasiswa magang ini selain mereka juga punya ikatan dengan Mahasina, tetapi yang pokok adalah untuk memberikan pengalaman kepada mereka agar ketika mereka lulus sudah siap untuk kembali menebarkan ilmu yang sudah didapat. Maka dengan mengucap Basmalah pameran ini saya nyatakan dibuka,” tegasnya menutup sambutan.
Dalam kegiatan ini, santri secara bergiliran mengunjungi stan setelah menonton film untuk melihat koleksi yang dipamerkan. Para santri sangat antusias karena selain melihat koleksi, mereka juga dapat bertanya-tanya kepada petugas sehingga mendapatkan pemahaman baru terkait sejarah al-Qur’an. (Ath)

