Jakarta – Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), BMBPSDM, Kementerian Agama mengikuti desk evaluasi pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Giat dilaksanakan oleh Tim Penilai Nasional (TPN) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Selasa (26/8/2025) pukul 14.30 WIB secara daring.
Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi, hadir bersama Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU), para Ketua Tim Kegiatan, penanggung jawab area perubahan ZI, serta pegawai yang menjadi pendukung utama LPMQ menuju WBK. Dalam sesi pemaparan yang diberi waktu 20 menit, Aziz menjelaskan tugas dan fungsi LPMQ yang mencakup layanan pentashihan mushaf Al-Qur’an, pengelolaan Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI), serta pengkajian Al-Qur’an.
“Untuk mencegah potensi gratifikasi dan korupsi, seluruh layanan LPMQ sudah berbasis digital. Pembayaran tiket BQMI menggunakan sistem cashless, pengajuan pentashihan dilakukan melalui website, dan biaya layanan mengacu pada PNBP,” jelas Aziz.
Aziz juga menekankan isu strategis yang diusung LPMQ, yakni peningkatan akses literasi Al-Qur’an bagi penyandang disabilitas. “Untuk tuna netra kami sudah menerbitkan Al-Qur’an Braille, sedangkan untuk komunitas Tuli kami mengembangkan dua varian Mushaf Al-Qur’an Isyarat: metode kitabah dan tilawah, masing-masing 30 juz. Al-Qur’an Isyarat ini adalah yang pertama di dunia dan mendapat apresiasi dari Wakil Menteri Agama Arab Saudi serta negara-negara OKI,” tambahnya.
Dalam upaya memperluas pemanfaatan Mushaf Isyarat, LPMQ menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) di 28 provinsi dengan 1.036 peserta dari kalangan guru sekolah luar biasa, guru agama, dan komunitas Tuli.
Dalam sesi tanya jawab, TPN menyoroti strategi LPMQ dalam memperkenalkan tanda tashih kepada masyarakat dan potensi konflik kepentingan pentashih. Menjawab hal tersebut, Aziz menerangkan, “Kami rutin melakukan diseminasi melalui media sosial, pembinaan penerbit, serta sosialisasi ke pesantren dan perguruan tinggi. Sejak 2019 tanda tashih juga sudah dilengkapi barcode. Dan untuk menghindari konflik kepentingan, pentashih tidak boleh menjadi konsultan penerbit,” terang Aziz.
Aziz juga memaparkan berbagai inovasi digital, mulai dari aplikasi Al-Qur’an versi Android dan iOS, Quran in Word, Al-Qur’an versi website, layanan tashih online, museum virtual, hingga video hasil kajian Al-Qur’an. Menjawab pertanyaan TPN soal minat Gen Z, ia menambahkan, “Kami sedang mengembangkan Chat Qurani berbasis AI. Namun saat ini masih dalam tahap uji coba.” jawabnya.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Dr. Ali Ramdhani, yang turut memberikan sambutan, menyampaikan apresiasi atas capaian LPMQ hingga tahap desk evaluasi. “Jauh-jauh hari kita siapkan semua ini, bukan sekadar untuk meraih predikat WBK, melainkan agar masyarakat mendapat layanan terbaik,” tegas Ali Ramdhani.