Jakarta – Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama RI menerima kunjungan akademik 16 mahasiswa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Institut Miftahul Huda, Subang, Jawa Barat, pada Senin (01/07/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap ilmu rasm dan dhobt Al-Qur’an yang telah mereka pelajari di bangku kuliah.
Muhibah mahasiswi Fakultas Tarbiyah ini dipimpin oleh Dekan, Dr. Adudin Alijaya, MA. Dalam sambutannya Adudin menyampaikan bahwa tujuan dari muhibah ini untuk menguji sahih materi tentang Ulumul Qur’an yang diterima di bangku ruang kelas. Tujuan lainnya ingin mendapatkan wawasan yang lebih luas perihal tema dimaksud dari pakarnya langsung. “Dengan ilmu yang semakin mendalam, diharapkan mahasiswa kami tidak ‘kagetan’ ketika berhadapan dengan kasus-kasus bertema permushafan di masyarakat,” ungkap Dr. Adudin.
Pada sesi materi, Dr. Abdul Hakim menyampaikan fungsi rasm dan dhobt dalam membantu pembacaan mushaf. Tentang dhobt Hakim menjelaskan bahwa rasm usmani mushaf-mushaf Al-Qur’an di dunia sebenarnya ‘bersaudara’. Rasm usmani yang banyak dipakai adalah rasm usmani riwayat ad-Dani (w. 444 H) dan Abu Dawud (w. 496 H). Keduanya merupakan guru dan murid dalam satu sanad keilmuan, dan sama-sama masuk dalam sanad Al-Qur’an yang digunakan di Nusantara. Maka seharusnya tidak ada alasan untuk memperdebatkan keduanya.
Terkait dhobt atau tanda baca, Hakim menjelaskan bahwa tanda baca itu ada dua macam yaitu tanda baca Timur (masyriq) dan tanda baca Barat (magrib). Banyak pelajar Indonesia beranggapan bahwa semua tanda baca mushaf Al-Qur’an di seluruh dunia itu sama. Contoh sederhana adalah tanda huruf qaf. Huruf ini dikenal oleh umat Islam Timur dengan titik dua di atas huruf. Sedangkan huruf ini ketika menggunakan tanda baca magrib titiknya hanya satu di atas huruf, sehingga menyerupai huruf fa. Pengetahun ini perlu diperluas jangkauannya supaya tidak mudah kaget ketika di masyarakat bertemu dengan mushaf yang berbeda.
Selain sesi diskusi, para mahasiswa juga mengikuti praktik penulisan rasm dan dhobt dengan bimbingan langsung dari tim LPMQ. Kegiatan ini menambah wawasan praktis mahasiswa terkait teknis penyalinan mushaf Al-Qur’an yang sesuai dengan standar baku. (AHS)