Kepala LPMQ Ungkap Kontribusi Kiyai Ali Musthofa Yaqub dalam Kajian Al-Qur'an Kemenag

Kepala LPMQ Ungkap Kontribusi Kiyai Ali Musthofa Yaqub dalam Kajian Al-Qur'an Kemenag

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama RI menggelar Diseminasi Hasil Kajian Al-Qur’an dengan tema "Mengenal Lebih Dekat Tafsir Tahlili Kemenag" di Pesantren Darus Sunnah, Ciputat, Minggu (20/04/2025). Kegiatan ini sekaligus memperingati Haul ke-9 almarhum Prof. Dr. Ali Musthofa Ya’qub, MA, ulama ahli hadis dan pakar Al-Qur’an yang memiliki kontribusi besar dalam produk kajian Al-Qur’an, Kemenag. 

Hadir sebagai narasumber Dr. Ali Nurdin, MA (Wakil Rektor III PTIQ) serta Abdul Aziz Sidqi, MA (Kepala LPMQ). Dalam pemaparannya, Aziz Sidqi mengungkapkan kedekatan LPMQ dengan Kiai Ali Musthofa Ya’qub, yang terlibat aktif dalam berbagai kajian Al-Qur’an, termasuk penyempurnaan Terjemahan Al-Qur’an Kemenag (2002) bersama tokoh-tokoh seperti Prof. Quraish Shihab, Prof. Sayid Agil Munawwar, dan Dr. Ahsin Sakho. 

Salah satu kontribusi penting Kiai Ali adalah usulan perubahan terjemahan kata "Imra’atul Aziz" dalam Surah Yusuf: 30.Awalnya, banyak terjemahan menyebut nama "Zulaikha" sebagai istri Al-Aziz dalam catatan kaki. Namun, Kiai Ali menegaskan bahwa dalam ilmu hadis, nama tersebut tidak valid. 

"Beliau mengusulkan agar kata ‘Imra’atul Aziz’ diterjemahkan secara literal sebagai ‘istri Al-Aziz’, bukan ‘Zulaikha’. Usulan ini diterima dan berlaku hingga sekarang dalam Terjemahan Al-Qur’an Kemenag," jelas Aziz Sidqi. 

Perubahan ini berdampak luas, termasuk mengoreksi kesalahan populer di masyarakat, seperti doa "Allahumma allif bainahuma kama allafta baina Yusuf wa Zulaikha" yang sering dibaca dalam acara walimah. "Alhamdulillah, doa itu kini sudah tidak lagi diamalkan. Ini salah satu buah pemikiran kritis Kiai Ali," tegas Aziz. 

Selain terjemahan, Kiai Ali juga terlibat dalam penyusunan Tafsir Tahlili Kemenag (2004-2008). Aziz Sidqi menceritakan, beliau dikenal sebagai tim pakar yang selalu membawa banyak kitab-kitab referensi. "Setiap sidang, beliau membawa buku-buku tebal. Bahkan, hampir semua hadis dalam Tafsir Kemenag edisi 2008 telah diverifikasi ulang oleh beliau," ungkapnya. 

Kritik dari seorang mahasiswa tentang banyaknya hadis dhaif (lemah) dalam Tafsir Kemenag menjadi pendorong Kiai Ali untuk memperketat seleksi hadis. "Beliau bekerja ekstra, bahkan seusai sidang malam hari, masih menyempatkan mengajar di pesantren, lalu kembali ke tim tafsir keesokan harinya," kenang Aziz. 

Dr. Ali Nurdin menambahkan, Kiai Ali dikenal sebagai ulama yang sangat kritis terhadap hal-hal tidak ilmiah. "Perhatian beliau terhadap Al-Qur’an seimbang dengan kepakaran hadisnya. Beliau selalu menekankan pentingnya merujuk pada sumber yang valid," paparnya. 

Kegigihan Kiai Ali dalam berhidmat pada Al-Qur’an dan hadis patut diteladani. Pesantren Darus Sunnah adalah salah satu bukti nyata khidmat beliau yang bisa disaksikan hingga saat ini.

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved