Jakarta – Wakil Menteri Agama Republik Indonesia (Wamenag RI), Romo Syafi’i, melakukan kunjungan kerja ke Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) pada Kamis, (13/03/2025). Beliau tiba menjelang salat Zuhur, didampingi Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) M. Ali Ramdhani, Kepala LPMQ Abdul Aziz Sidqi, staf khusus, dan staf ahli. Usai salat Zuhur berjamaah, Wamenag menyampaikan arahan di Masjid Bayt Al-Qur’an.
Mengawali arahannya, Romo Syafi’i mengungkapkan kekagumannya terhadap salah satu produk layanan LPMQ, yaitu Al-Qur’an Isyarat bagi penyandang tuli.
"Usia saya sekarang 67 tahun. Saya pernah mengajar Al-Qur’an selama 12 tahun, tetapi baru kali ini saya mengetahui adanya Al-Qur’an Isyarat untuk saudara-saudara kita yang tuli. Ini adalah produk yang luar biasa," ujar Romo Syafi’i, Kamis (13/03/2025).
“Ketika ditunjukkan Al-Qur’an Braille dan Al-Qur’an Isyarat untuk orang Tuli. Saya langsung menangis. Saya teringat firman Allah Surah al-Hijr: 9,” Ujar Wamenag membacakan surah Al-Hijr: 9 dengan suara agak bergetar menahan haru.
Setelah berdiskusi dengan Kepala Badan Moderasi Beragama, Kepala LPMQ, serta staf ahli, Wamenag menegaskan perlunya memperbanyak instruktur atau guru pengajar Al-Qur’an Isyarat. Menurutnya, kebutuhan ini sangat mendesak.
"Harus diperbanyak pengajar Al-Qur’an Isyarat. Siapkan instruktur pengajar yang cukup. Bisa kita mulai dari penyuluh agama," tegasnya.
Wamenag menyampaikan, penyemaian guru-guru Al-Qur’an Isyarat bisa dimulai dari para penyuluh agama di Kemenag. Untuk pembelajarannya, tim dari LPMQ akan berperan dalam memberikan pelatihan.
Lebih lanjut, Wamenag juga berharap pembelajaran Al-Qur’an Isyarat tidak hanya terbatas di Indonesia. Romo Syafi’i menginginkan agar komunitas tuli Muslim di dunia juga dapat belajar membaca Al-Qur’an Isyarat.
"Nanti perwakilan-perwakilan negara Islam bisa kita undang ke Indonesia untuk belajar cara membaca Al-Qur’an Isyarat," ujarnya.
Saat ini, LPMQ telah menerbitkan dua jenis mushaf Al-Qur’an Isyarat 30 juz. Pertama, Mushaf Al-Qur’an Isyarat Metode Kitabah. Kedua, Mushaf Al-Qur’an Isyarat Metode Tilawah. Kedua metode ini dikembangkan untuk membantu penyandang tuli dalam mempelajari Al-Qur’an sesuai dengan kebutuhan mereka.
Di akhir arahannya, Wamenag meminta LPMQ untuk segera menyusun program-program keal-Qur’an-an yang terukur, lengkap dengan rincian pendanaannya, dan mengajukan proposal kepada Wamenag untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut.
"Saya minta kepada LPMQ, susunlah program yang lebih terukur, dengan capaian, tenaga, pendanaan, dan ruang lingkupnya. Kemudian, terjemahkan dalam sebuah program yang baik dan ajukan kepada kami," pinta Wamenag.
Ia juga menekankan pentingnya menjadikan LPMQ lebih dikenal luas oleh masyarakat, dengan pendekatan yang efektif dan efisien.
"Saya ingin LPMQ menjadi lembaga yang lebih populer, dengan program-programnya yang dipadatkan. Tidak harus rame-rame, dengan sedikit senyap seperti ini saja, namun manfaatnya diraskan umat,” tandasnya.