Dalam rangka mengembangkan Al-Qur’an digital yang dewasa ini semakin digandrungi oleh masyarakat, Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal (BQMI), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Kementerian Agama RI menyelenggarakan pelatihan pembuatan font Al-Qur’an. Kegiatan yang dilaksanakan di aula Gedung BQMI, Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Sabtu 28 September 2024 ini diikuti 61 peserta dari berbagai daerah di Indonesia dan Malaysia, 29 peserta hadir di tempat (luring), dan 32 peserta melalui zoom (daring).
Pengembangan font Al-Qur'an sendiri dimulai pada tahun 2017 dari font Al-Qur’an yang telah diinisiasi dan dikembangkan oleh LPMQ, dan hasilnya saat ini sudah bisa dinikmati oleh sekitar 10 juta pengguna. "Pengembangan font Al-Qur’an dilakukan pertama kali pada tahun 2017 berawal dari masukan masyarakat terhadap aplikasi mushaf Al-Qur’an Kemenag Android yang terlalu berat filenya dan harus online jika menggunakannya. Hingga pada akhirnya dikembangkan bentuk font Al-Qur’an untuk kebutuhan mushaf Al-Qur’an Kemenag baik dalam bentuk Android, iOS, website, dan Al-Qur’an in Word. Keempat produk tersebut saat ini sudah digunakan lebih dari 10 juta pengguna" papar Abdul Aziz Shidqi dalam sambutannya selaku Kepala LPMQ.
Dalam bidang font Arab, Indonesia tertinggal dari negara-negara lain terutama dari Timur Tengah yang lebih dahulu mengembangkan font-font Arabic yang memang secara umum digunakan sehari-hari. Di sisi lain, Indonesia adalah negara dengan jumlah seniman kaligrafi yang paling banyak dan saat ini menjadi kiblat dunia perkaligrafian secara internasional. Ini dibuktikan dengan adanya event-event perlombaan kaligrafi secara internasional, dan Indonesia hampir selalu menjadi juara umumnya. Indonesia, dengan demikian, sangat potensial dalam pengembangan font Arabic atau secara spesifik font Al-Qur’an dengan hasil yang lebih bagus dan sempurna dari berbagai font Arabic yang sudah ada.
"Kegiatan ini ingin menjaring seluas-luasnya para kaligrafer di Indonesia yang jumlahnya cukup besar dan tersebar di berbagai daerah untuk turut serta dalam pengembangan font Al-Qur’an sehingga karya-karyanya bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia maupun dunia," tutur Syaifuddin selaku koordinator kegiatan ini.
"Kesempurnaan bentuk font Al-Qur’an akan didapatkan jika font Al-Qur’an itu dibuat oleh kaligrafernya sendiri yang lebih memahami detail model-model dan kaidah kaligrafi yang ada. Kami sangat berharap nantinya para seniman kaligrafi bisa mendigitalkan tulisannya sendiri-sendiri yang tentunya antara seniman yang satu dengan yang lain mempunyai ciri khas masing-masing ", tutur Zamroni Ahbab selaku tutor dalam pelatihan ini.
Pada forum ini dibentuk Komunitas Font Arab Indonesia (KoFAI) yang dipilih secara langsung oleh peserta dalam pelatihan ini, dengan Ketua Ujang Badrussalam dari Lembaga Kaligrafi (Lemka), wakil Ketua Abdurrahman Hanif (praktisi font Arab) dan sekretaris Fatih Dharmawan (Darul Qur'an).
Salah seorang peserta, Hanif Abdurrahman mengatakan, bahwa ilmu tentang Font Arab di Indonesia maupun secara Internasional masih cukup langka. Kampus tempatnya belajar hanya mendapatkan teori-teori dasar saja. “Secara spesifik untuk font Arab saya harus belajar dan mencoba-coba untuk mengembangkan sendiri, karena belum ada buku-bukunya dan tidak ada yang mengajarkannya. Saya berharap kegiatan semacam ini terus diadakan dan agar ilmu ini berkembang perlu ada wadah atau komunitasnya, sehingga seperti font huruf Latin yang saat ini sudah berkembang cukup pesat", tutur Hanif dalam sesi diskusi.
Pelatihan Font Al-Qur'an Bacth 1 berisi pengenalan serta teori dan praktik pembuatan huruf-huruf Arab tunggal. Selanjutnya akan diselenggarakan kembali di Bulan Oktober (Batch 2) untuk teori dan praktik huruf-huruf bersambung dan berbagai variasinya. [SY]
Editor: Mustopa