Era digital mendatangkan sejumlah manfaat bagi penyandang disabilitas netra. Akses literasi pengetahuan terasa lebih mudah mereka dapatkan. Salah satunya adalah melalui layanan Pustaka Digital Mitra Netra (PDMN) yang dikelola oleh Yayasan Mitra Netra, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Menurut Ade Ismail, seorang tuna netra yang menjadi kepala sekolah di Yayasan Raudlatul Makfufin, kehadiran PDMN sangat membantu penyandang disabilitas netra untuk mengakses sumber-sumber literasi, khususnya literasi keagamaan berupa: tafsir Al-Qur'an, terjemahan Al-Qur'an, ulumul Qur'an dan bahan bacaan keagamaan lainnya, produk hasil kerja sama antara Yayasan Mitra Netra dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ), Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama.

"Saya dan teman-teman merasa sangat terbantu dengan hadirnya buku-buku keagamaan dari LPMQ di PDMN. Inilah yang selama ini kami tunggu-tunggu. Karena saya yakin buku-buku terbitan LPMQ adalah sumber pengetahuan keagamaan yang bisa dipercaya," ungkap Ade dalam kegiatan fullday Pengembangan Hasil Kajian Berbasis E- Publikasi, yang 70% pesertanya adalah penyandang disabilitas netra, Kamis (21/10) di Jakarta Selatan.

Kriteria sumber literasi keagamaan yang terpercaya menurut Ade adalah yang jelas lembaganya, siapa penulisnya, dan utamanya berhaluan Ahlu Sunnah wal Jamaah.

"Ini penting bagi kami, karena banyak teman-teman kami, tuna netra, yang terpapar paham keagamaan ekstrem karena keliru dalam merujuk sumber literasi keagamaan yang salah yang banyak bertebaran di internet," ujarnya menambahkan.

LPMQ menjalin kerja sama dengan Mitra Netra sejak tahun 2017. Hingga saat ini, kerja sama itu telah menghasilkan produk-produk buku elektronik (E-Pub) yang bisa diakses secara gratis oleh tuna netra di Indonesia melalui PDMN, antara lain: Tafsir Tahlili 30 juz, 10 jilid, beserta pendahuluan, buku Fadhail Al-Qur'an, tafsir ayat-ayat pilihan, dan pada tahun ini dilanjutkan dengan Terjemahan Al-Qur'an edisi penyempurnaan tahun 2019. [bp]