Kaban Suyitno: Humas Balitbang Jangan Berpikir Konvensional

Kepala Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Suyitno, M.Ag meminta Pranata Humas Balitbang dan Diklat tidak lagi berfikir konvensional dalam menjalankan tugas-tugas kehumasan. Kaban Suyitno berharap, Pranata Humas mengubah pola pikir mereka menyesuaikan dengan kemajuan teknologi digital dan tantangan publikasi informasi kekinian.

“Jangan berfikir konvensional. Tugas kehumasan hari ini berbeda dengan kehumasan di masa lalu yang sangat konvensional. Tantangan kehumasan hari ini berbeda dengan tantangan humas dulu,” kata Kaban Suyitno dalam Rapat Koordinasi Publikasi dan Kehumasan Tahun 2023 yang diselenggarakan secara daring pada hari Kamis, (26/01) melalui saluran Zoom Meeting.

Kaban Suyitno mencontohkan, di masa lalu, untuk publikasi satu even kegiatan lembaga harus mengundang wartawan dari berbagai media. Di masa sekarang, hal seperti itu tidak lagi diperlukan.  

“Hari ini tidak usah seperti itu, setiap orang adalah wartawan. Setiap orang punya jaringan media sosial yang terhubung dengan publik; Whatsapp, Facebook, Instagram dan lainnya. Jadikan saluran medos itu untuk mengkomunikasikan pekerjaan lembaga,” imbuh Kaban menjelaskan.

Dikatakan Kaban Suyitno, Humas memiliki peranan strategis dalam sebuah lembaga. Tampak muka suatu lembaga direpresentasikan oleh Humasnya. Maka, Humas harus terampil mengemas dengan baik wajah lembaga kepada publik. Terkait peranan penting Humas, Kaban Suyitno menyampaikan tiga pesan.

Pertama, jadilah Humas yang pro aktif. Pro aktif yang dimaksud Kaban adalah cepat dan aktif menginformasikan dinamika yang terjadi di lembaga. “Jadilah orang yang pertama memberitakan kegiatan lembaga. Kemaslah dengan baik. Tidak menjadi soal, besar atau kecil suatu kegiatan. Publik berhak tahu apa yang dilakukan lembaga untuk mereka. Karena sumber anggaran kegiatan lembaga berasal dari public,” jelasnya.

Kedua, Humas harus belajar menulis berita dan teknik fotografi yang baik. “Menyampaikan berita tidak selalu dalam bentuk deskriptif, bisa juga dengan naratif atau teknik bercerita. Dan sebuah gambar bisa bernilai seribu kata, (one picture is worth a thousand words). Maka, Humas harus belajar fotografi. Bila perlu, undang ahlinya untuk pelatihan,” pesannya.

Terkait dengan fotografi, Kaban mengingatkan agar foto yang ditampilkan dalam sebuah pemberitaan adalah aspek substansinya atau visual kegiatannya. Bukan foto-foto lain yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan.

Ketiga, Humas harus mendokumentasikan foto setiap kegiatan dengan baik. “Dokumentasikan foto setiap kegiatan dengan baik. Setiap kegiatan harus ada katalog fotografinya, beri keterangan nama, kapan, siapa, dan di mana. Fungsinya, bila suatu saat kita ingin merecovery dokumen suatu kegiatan, bisa dilakukan dengan mudah dan cepat,” tandas Kaban. [bp]

 

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved