Ketua Mitra Netra Usulkan LPMQ Menyusun Pedoman Membaca Al-Qur'an Braille untuk Orang Awas

Drs. Bambang menyampaikan usulan agar Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) membuat pedoman membaca Al-Qur'an Braille untuk orang awas. Pernyataan tersebut disampaikan Bambang merespon pertanyaan salah satu peserta kegiatan Pengembangan Hasil Kajian Berbasis E-Pub pada Senin, (20/9) di Jakarta Selatan yang ingin mempelajari cara membaca Al-Qur'an Braille.

Menurut Bambang, apa yang dilakukan oleh LPMQ dengan membuat video cara belajar membaca Al-Qur'an Braille untuk orang awas yang disebarkan melalui Youtube merupakan terobosan baru yang patut diapresiasi. Karena dengan video tersebut, orang awas bisa belajar membaca Al-Qur'an Braille dan bisa mengajarkan kepada saudara-saudara tunanetra. Tetapi akan menjadi sempurna bila LPMQ menyusun juga buku pedoman cara membaca Al-Qur'an Braille. Karena dengan buku pedoman, materi pelajaran lebih terstruktur, terukur, dan memudahkan.

"Saya mengusulkan, selain membuat video tutorial membaca Al-Qur'an Braille, LPMQ juga bisa menyusun buku pedoman membaca Al-Qur'an Braille untuk orang awas. Semacam iqra'nya Al-Qur'an Braille, begitu lah," usulnya dalam sesi tanya jawab kegiatan.

Terobosan yang dilakukan LPMQ dengan mengajak orang awas belajar Al-Qur'an Braille harus didukung karena tunanetra tidak bisa mengandalkan sesama tunanetra lain untuk bisa belajar Al-Qur'an.

"Tunanetra tersebar di mana-mana, sedangkan yang memiliki kemampuan membaca dan mengajarkan Al-Qur'an sangat sedikit. Mereka juga tidak bisa mengandalkan lembaga-lembaga sosial yang jumlahnya terbatas. Maka, bantuan orang-orang awas yang bisa membaca Al-Qur'an Braille sangat dibutuhkan," jelasnya

Bambang menyarankan agar penyuluh agama turut mempelajari cara membaca Al-Qur'an Braille agar mereka bisa membantu mengajar tunanetra muslim membaca Al-Qur'an di wilayah kerja masing-masing.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, belajar Al-Quran Braille itu sesungguhnya mudah. Dia memiliki metode yang bisa dipelajari dalam waktu 15 menit. Dasarnya adalah menghafalkan simbol-simbol Braille dalam huruf Latin.

"Ada kesamaan pengkodean antara huruf Latin dan huruf Arab. Huruf A sama dengan huruf Alif. Huruf B sama dengan simbol huruf Ba' dan seterusnya. Adapun huruf-huruf Arab yang tidak ada persamaan dengan huruf Latin, ada simbolnya tersendiri. Ditambah beberapa penanda dalam Al-Qur'an seperti harakat, tanda waqaf dan tanda baca lainnya," pungkasnya menguraikan.

Menanggapi usulan tersebut, Dr. Reflita, MA, selaku Sub Koordinator Pengembangan dan Pengkajian Al-Qur'an akan memasukkan usulan tersebut dalam program kerja tahun 2022 Bidang Pengkajian Al-Qur'an.

"Kami menyambut baik usulan baik itu. Dan insyaallah akan kami masukkan dalam program kegiatan tahun 2022 di Bidang Pengkajian Al-Qur'an," tegas perempuan berdarah Minang itu penuh semangat. [bp]

Kontak

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal
Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Telp: (021) 8416468 - 8416466
Faks: (021) 8416468
Web: lajnah.kemenag.go.id
Email: lajnah@kemenag.go.id
© 2023 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. All Rights Reserved