Bogor (22/09) - Setelah jeda selama beberapa bulan karena pandemi Covid-19, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) kembali melaksanakan sidang Penyusunan Pedoman Membaca Al-Qur’an bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW) di Hotel Mercure, Jakarta. Sidang ini dibuka oleh Plt. Kepala Bidang Pentashihan, Deni Hudaeny, Lc, MA dan dihadiri oleh sejumlah peserta yang mewakili komunitas dan lembaga PDSRW dari berbagai wilayah di Indonesia.
Sidang ketiga ini akan membahas uji terap atas pedoman membaca Al-Qur’an bagi teman-teman tuli yang pada dua sidang sebelumnya, untuk isyaratnya, disepakati menggunakan pedoman ASL (Arabic System Language) yang lazim digunakan beberapa negara Islam lainnya. Karena masih dalam tahap uji terap, maka sidang ini akan mengakomodir dan mempertimbangkan saran dan masukan dari segenap perserta sidang yang hadir dan menyampaikan materi. Berkaitan dengan yang akan dipilih dan menjadi bahan masukan, Deni Hudaeny menjelaskan, diserahkan sepenuhnya kepada peserta yang menjadi representasi pengguna mushaf Al-Qur’an bahasa isyarat. Dasar pertimbangan dalam penetapannya setidaknya menggunakan dua faktor, yaitu faktor akademis dan faktor kemudahan.
“Sidang ini terbuka untuk menerima masukan dari peserta sidang yang hadir, terutama para pengguna yang diwakili oleh sejumlah lembaga yang diundang. Faktor yang akan dipertimbangkan dalam memutuskan adalah faktor akdemis dan faktor kemudahan. Artinya, mana yang memiliki landasan ilmiah yang kuat dan memberikan kemudahan, maka itu yang akan kita pilih,” jelas Deni.
Hadir dalam kegiatan ini sejumlah peserta dan penggiat pendidikan PDSRW antara lain: Dewan Pengurus Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (DPP PPDI), tenaga pengajar SLBN, perwakilan Direktorat PMPK Kemendikbud, perwakilan Direktorat Rehsos PD Kemensos, perwakilan Balai Rehsos PDSRW, Pimpinan Majlis Taklim Tuli Indonesia, Pesantren ABATA Temanggung, Dosen PLB FIP UPI, Pengurus Yayasan Ibtisamah Mulia, dan sejumlah pegawai LPMQ yang menjadi fasilitator kegiatan. [Must]