Jakarta ( 14/05/2018) - Duta Besar (Dubes) Uzbekistan, Ulugbek Rozukulov didampingi Mahmud Toxtiev dan Temur Mirzaev dari Kementerian Pariwisata Uzbekistan berkunjung ke Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI yang bertempat di Taman Mini Indonesia Indah.
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan pertama pada 22 Maret 2018, dari Kementerian Pariwisata Uzbekistan dan kepala Islamic Civilization Center yang berkeinginan untuk sinergi dengan BQMI dalam mengembangkan wisata religi.
Menurut Rozukulov, pemerintah Uzbekistan saat ini sedang menggencarkan promosi pariwisata, terutama ke negara-negara yang mayoritas muslim. Sebagaimana dikenal, bahwa pada masa lalu kota-kota di Uzbekistan seperti, Samarkand dan Bukhara merupakan kota penting pada masa-masa awal Islam hingga masa berikutnya. Banyak sekali ulama-ulama terkemuka dalam berbagai disiplin ilmu yang lahir di negara ini, seperti Imam Bukhari, Imam at-Tirmidzi di bidang hadis, Ibnu Sina, al-Khowarizmi di bidang sains dan ilmu pengetahuan, An-Naqsabandi di bidang tasawuf, as-Samarqandi di bidang teologi, dan masih banyak ulama-ulama besar lainnya yg lahir di negara ini.
Selain peninggalan arsitektur Islam dan makam-makam para ulama di atas, Uzbekistan juga salah satu gudangnya manuskrip Islam. Terdapat lebih dari 300.000 manuskrip keislaman yang tersebar diberbagai kota, lanjut Rozukulov.
Menurut Muhlis Hanafi, selaku Kepala LPMQ, sesungguhnya dunia Islam saat ini berhutang jasa kepada para ulama dari negeri Uzbekistan, seperti Imam Bukhori hampir semua umat Islam di dunia kenal dengan ulama periwayat hadis yang paling masyhur ini. Termasuk Indonesia, jejak pengaruh ulama Uzbekistan saat ini bisa ditemukan di Pantai Utara Jawa, terdapat Makam Syekh Asmoroqondi, yang dikenal sebagai sesepuhnya para Walisongo di Jawa. Selain itu, dari data-data manuskrip yang ada, termasuk koleksi BQMI bahwa kitab "Samarqandi" merupakan karya ulama dari Samarkand yang membahas tentang aqidah yang sangat populer sejak berabad-abad yang lalu.
Dalam pertemuan tersebut dibicarakan beberapa peluang kerjasama dalam rangka meningkatkan hubungan antara kedua negara, khususnya di bidang agama dan kebudayaan, antara lain pembuatan "Uzbekistan corner" di BQMI, penelitian tentang Mushaf Al-Qur'an kuno yang ada Tashkent dan jejak ulama Uzbekistan di Nusantara. [Syaifuddin]